Mohon tunggu...
cahyaning citra pertiwi
cahyaning citra pertiwi Mohon Tunggu... -

I'm just aGirl....

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pergeseran Teori Pembelajaran

3 November 2011   09:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:06 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Koneksionisme sering kali tidak mampu menjelaskan situasi belajar yang kompleks, sebab banyak variabel atau hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan atau belajar yang tidak dapat diubah menjadi sekedar hubungan stimulus dan respon. Teori ini tidak mampu menjelaskan alasan-alasan yang mengacaukan hubungan antara stimulus dan respon ini dan tidak dapat menjawab hal-hal yang menyebabkan terjadinya penyimpangan antara stimulus yang diberikan dengan responnya.

Teori ini cenderung mengarahkan siswa untuk berfikir linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif. Pandangan teori ini bahwa belajar merupakan proses pembentukan atau shapping yaitu membawa siswa menuju atau mencapai target tertentu, sehingga menjadikan peserta didik untuk tidak bebas berkreasi dan berimajinasi.

Kognitifisme berbanding terbalik dengan teori behavioristik yang lebih mengoptimalkan pada aspek moral, teori Kognitif mengoptimalkan dan menekankan pada bagaimana proses untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional atau intelektual yang dimiliki individu. Sedangkan pada aspek moralnya kurang diperhatikan sehingga antara aspek rasional dan moral tidak seimbang. Inilah yang menjadi kekurangan teori Kognitivisme bahwa aspek moral siswa sangat miskin.

Konstruktifisme Teori Konstruktivisme menganggap belajar bukanlah teknologisasi bagi siswa, melainkan lebih pada proses untuk menemukan teori yang dibangun dari realitas lapangan. Belajar bukan pada pertemuan yang formal, namun dapat dimana saja dan kapan saja. Guru hanya sebagai fasilitator dan moderator, artinya guru bukanlah satu-satunya sumber belajar yang harus ditiru segala tingkah laku dan ucapannya. Sedangkan posisi siswa, harus aktif, kreatif, dan kritis dalam belajar.

Humanisme Sedangkan pada teori Humanistik dijelaskan bahwa proses belajar ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia. Di sini guru lebih mengarahkan siswa untuk bersifat jelas, jujur, dan positif, serta membutuhkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar. Hal ini dapat diterapkan melalui kegiatan diskusi, membahas materi secara berkelompok sehingga siswa dapat mengemukakan pendapatnya masing-masing di depan kelas. Hal tersebut menjadi keunggulan pada teori humanistic dan teori ini tentu saja terdapat kelemahannya. Kelemahan teori ini lebih memberikan kebebasan pada siswa.

Semua teori pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya dapat diambil untuk kegiatan pembelajaran dan kekurangannya dapat diperbaiki dengan menginovasinya. Teori yang satu dengan teori yang lain semua saling berhubungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun