Mohon tunggu...
Cahyani Alfi Sahrin
Cahyani Alfi Sahrin Mohon Tunggu... Mahasiswa - MC

Tertarik dengan dunia broadcasting dan media. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan suka belajar hal yang baru. Juga memiliki sifat friendly.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Budaya di Desa Pelosok

6 Juni 2022   14:10 Diperbarui: 6 Juni 2022   14:22 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desa Ranan merupakan salah satu dari enam desa yang berada di Kecamatan Ropang, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Desa ini berada di 86,2 km dari pusat kota. Selain itu, desa ini juga merupakan desa terujung karena tak ada perdesaan lagi setelah desa ini. Dapat dikatakan desa ini termasuk salah satu desa terpelosok di Kabupaten Sumbawa. Meskipun terpelosok, ternyata desa ini memiliki kegiatan kebudayaan yang bahkan sudah terdaftar di kalender kabupaten, ialah Festival Kuliner.

Nama "Festival Kuliner" mungkin cukup asing di telinga warga Sumbawa. Festival Kuliner merupakan terusan dari Festival Moyo. Menurut dari pengakuan salah satu penggerak di Desa Ranan, B.ang One, itulah sapaannya, bahwa kegiatan Festival Kuliner ini dilatar belakangi oleh Festival Moyo yang sudah ditiadakan sejak beberapa tahun terakhir. 

Maka dari itu, pihak pemerintah Kabupaten Sumbawa menyerahkan ke pihak Kecamatan untuk membuat sebuah kegiatan kebudayaan yang serupa dengan Festival Moyo. Kecamatan Ropang khususnya Desa Ranan menerima tantangan tersebut dengan membuat kegiatan kebudayaan yaitu Festival Kuliner. 

Sesuai dengan namanya, tentunya mengangkat tema kuliner yang mana memperkenalkan kuliner atau makanan khas daerah Desa Ranan dan juga makanan khas daerah desa-desa yang ada di Kecamatan Ropang antara lain wajik perku, kopi, dan olahan tradisional lainnya. Bukan makanan khas daerah saja yang diusung dalam Festival Kuliner ini, tapi juga memperkenalkan adat, kesenian, serta kebudayaan Desa Ranan.

Masing-masing dari ketiga dusun di Desa Ranan ini akan mempersiapkan dua stand yang mana berisi makanan prasmanan dan juga olahan khas daerah yang dapat dijadikan buah tangan. 

Selain itu, jajanan seperti wajik perku diolah langsung di tempat agar para tamu dapat menyaksikan secara langsung bagaiaman proses pembuatan dari jajanan yang dipamerkan dalam kegiatan Festival Kuliner ini. 

Lebih menariknya lagi, Festival Kuliner ini memberdayakan Perempuan Desa Ranan sebagai pelaku utama. Tujuannya yaitu meskipun dari desa pelosok, namun mereka mampu mandiri, memproduksi, dan menghasilkan.

Festival Kuliner dimulai sejak tahun 2018 dan dilaksakan setahun sekali pada sekitaran bulan tujuh atau bulan delapan menyesuaikan dengan jadwal kegiatan kalender Kabupaten. 

Akan tetapi, Festival Kuliner hanya sempat terlaksana hingga tahun 2019, untuk seterusnya terkendala dikarenakan Covid-19. Dari Desa Ranan sudah merencanakan akan dilaksanakannya kembali di tahun 2022 ini dan untuk tahun-tahun berikutnya. 

Dari warga Desa Ranan juga berharap agar makanan khas tradisional Desa Ranan ini tak hanya dipamerkan ketika Festival Kuliner saja, namun bisa terkenal dan bisa mengangkat perekenomian warga desa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun