Mohon tunggu...
Cahyana Endra Purnama
Cahyana Endra Purnama Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mendapatkan pendidikan dasar sampai menengah di Yogyakarta, lulus sarjana ekonomi di UGM, melanjutkan program master di Wheaton MI, dan program doktor di Biola University California. Sekarang masih menjadi dosen di PTS di Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Masalah Penguasaan Laut Cina Selatan dan Posisi Indonesia untuk Aktif Mengawasi

17 Desember 2020   23:26 Diperbarui: 17 Desember 2020   23:30 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Selain dari itu, dalam kebersamaan di antara negara-negara ASEAN maka peranan Indonesia juga harus bersiap untuk menjadi pelopor, baik karena memang memiliki kekuatan pertahanan yang terbesar di kawasan ASEAN, maupun dalam rangka mewujudkan gelar memperlemah sistem pertahanan  RRC dari wilayah selatan dan dalam penghentian pasokan bahan pangan.

Konsekuensi dari terjadinya perang besar di kawasan LCS memang mengandung resiko yang besar bagi hancurnya kota-kota utama di negara anggota ASEAN. 

Namun demikian dengan penguatan sistem pertahanan di Natuna maka Indonesia tentu saja juga akan mampu memperkecil resiko tersebut, bahkan sekaligus dapat membantu negara tetangga terdekat, terutama dengan memperhitungkan adanya kekuatan gabungan dari banyak negara lain yang sampai sejauh ini juga telah berada di belakang kesiapan Amerika Serikat yang sudah tentu juga telah memiliki landasan perhitungan strategis tersendiri.

Suatu hal lain yang perlu juga untuk diperhatikan bersama pada akibat yang paling buruk di dalam ketegangan di LCS, yaitu jika benar-benar terjadi peperangan, jika RRC ternyata mengalami kekalahan dan negaranya terpecah maupun mengalami kerusakan parah , maka Indonesia dan negara-negara di lingkungan ASEAN juga harus bersiap-siap untuk menerima kemungkinan adanya banjir pengungsi, mungkin sampai ratusan juta orang. 

Dengan demikian, konsekuensi dari terjadinya peperangan memang berat pula bagi dunia internasional, yaitu dalam hal menanggung beban kesehatan dan masalah sosial demografis yang tidak kecil. 

Dalam hal ini Indonesia dapat menjadi negara yang paling banyak menerima pengungsi dari RRC itu, lengkap dengan akibat sosial demografis yang dibawanya, suka maupun tidak suka, bahkan dengan sekaligus menghadapi kemungkinan mandegnya proyek-proyek infrastruktur yang sejauh ini sudah mulai dikerjakan oleh para ahli dari negeri Tirai Bambu tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun