Suatu nanti, pasti terlunasi
Kau temui peluh rinduku, menyekanya dengan sutera biru milikmu
Kau suguh aku dengan senyum mu, secangkir-secangkir
Merasakan manisnya hingga ke nadi, memupus segala nyeri-sunyi
Tapi, jika aku tiba di saat senja,
akankah kau masih menungguku? selalu sabar menunggu?
**
Senja, selalu adalah sirine waktu untukku.
Jangan sampai menyesal, jangan sampai terlambat lalu meratapi kehilanganmu.
Seseorang menjemputmu, membuhulkan mantra di jari manismu,
Lalu,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!