Mohon tunggu...
Cucu Cahyana
Cucu Cahyana Mohon Tunggu... Administrasi - Guru Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing

Urang Sunda, Suka Baca, Bola, Biru...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Terima Kasih, Nurul...

26 Februari 2012   10:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   09:07 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halaman kedua,

Mas Ihya, saudaraku Fillah.
Melalui surel ini Nurul mohon bantuan agar Mas Ihya mengklarifikasikan berita ini kepada majlis syura jum'at pekan depan. Antara kita jelas tak ada hubungan apa-apa. Mas Ihya adalah senior yang selalu Nurul banggakan. Wawasan dan sikap Mas Ihya selama ini selalu menginspirasi Nurul. Mas Ihya akan selalu menjadi seorang kakak yang Nurul banggakan. Mudah-mudahan pada majlis syura jumat depan, semuanya menjadi jelas. Dan, kita berdua diluluskan dari ujian ini. Amien.

NB:
Dan... ketika aku jatuh cinta nanti...
Tak ada yang aneh, karena aku juga manusia...
Bukankah cinta adalah fitrah manusia???
Tak pantaskah jika aku jatuh cinta???
Bukankah aku juga mempunya hati dan perasaan???

Tapi tahukah kalian betapa berbedanya kami saat cinta seorang lelaki menyapa hati???
Tak ada keriangan yang sempurna, rasa malu juga tak kan merona sempurna di wajah ini, tak ada buncah suka di dada yang benar-benar suka...

Ketika aku jatuh cinta nanti...
Semoga bukan cinta yang menimbulkan sesal, atas sebuah hijab yang perlahan tersingkap...
atas rasa yang tidak seharusnya, diberikan bukan pada yang semestinya memperolehnya, dia yang telah halal...

Ketika rasa rindu mulai merekah di hati kami, kesedihan akan selalu mengiringi, sedih akan sebuah asa yang tak semestinya…

Ketika aku jatuh cinta padamu yang belum Tuhan halalkan…
Bukan harapan untuk bertemu yang kunantikan, tapi yang ada adalah rasa ingin menghindar dan menjauhimu…
Bukan benci ataupun merendahkan kedudukanmu, memandang buruk rupamu atau menganggap engkau tak sepadan denganku...
Bukan...bukan itu...

Jika engkau memang Tuhan pilihkan untukku
Jangan kau khawatirkan cintaku…
Karena bila memang kita ditakdirkan bersama, maka tak akan ada yang dapat mencegahnya...
Tapi bagaimana pun usaha kita untuk bersatu, jika Allah tak menghendakinya, niscaya tak kan terjadi jua...
Bersabarlah… Biarkan Allah yang mengaturnya...
Yakinlah... Semuanya akan baik-baik saja…
Semua Akan Indah Pada Waktunya…

Saudarimu Fillah,
Nurul

]c[
Dari semua isi surel itu, kalimat inilah yang kucetak tebal di sanubariku: "Mas Ihya akan selalu menjadi seorang kakak yang Nurul banggakan". Terima kasih, Nurul.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun