Mohon tunggu...
Cucu Cahyana
Cucu Cahyana Mohon Tunggu... Administrasi - Guru Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing

Urang Sunda, Suka Baca, Bola, Biru...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

dari Bumi untuk Mentari

22 Januari 2012   03:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:35 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bumi sumringah -bingah menyambut pagi yang baru saja rekah. Mengulurkan telapak  tangan lalu meraup setangkup cahaya mentari. Dikecup erat-erat lalu membaringkannya dengan lembut di dekapan dada kiri.


Sungguh menyenangkan saat pagi tiba seperti ini. Saat mentari, destinasi rindunya bisa dilihat tanpa membuat letih, saat didengar tiada membawa perih.


Mentari

  • -----gelimang cahyamu bisa saja buatku galau


-----upaya untuk memelukmu bisa jadi menghanguskanku


-----senja yang tiap hari tiba bisa saja membuatku lemah lunglai merasa tak berdaya

tapi sudahlah, saat ini aku hanya ingin menikmati apa yang bisa kurengkuh darimu


cahaya pagimu yang hangat


penuh semangat


menebar hasrat


bisa kulihat tanpa membuat letih


saat didengar tiada membawa perih.

Get your own valid XHTML YouTube embed code

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun