Mohon tunggu...
Cucu Cahyana
Cucu Cahyana Mohon Tunggu... Administrasi - Guru Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing

Urang Sunda, Suka Baca, Bola, Biru...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mestakung (Pasti) Menerbangkanku Ke London!

9 November 2010   03:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:45 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku ingin ke London. Tak peduli orang-orang menyebutnya khayalan tingkat tinggi atau menyebutku tengah berhalusinasi. Bagiku keinginan ini seperti secangkir kopi yang akan kutambahkan gula dan susu untuk mendapatkan rasa dan aroma baru.

Setelah terjerembab kembali pada mimpi-mimpi luarbiasa semasa kecil, dibumbui perasaan iri atas teman-teman yang sudah mulai mampu membuat nyata mimpi-mimpinya, seluruh organ di tubuh ini seolah diprovokasi otak untuk segera beralih ke “mode hiruk-pikuk”, dipaksa untuk gelisah memikirkan masa depan: “Keluar KAU dari zona nyaman!” paksanya.

Mungkin terlalu lama kuendapkan mimpi-mimpi luarbiasa itu. Berapologi dengan menyebut hal-hal luarbiasa cukup menjadi mimpi-mimpi belaka. Merasa cukup beruntung dengan mendapatkan hal biasa-biasa. Aku bersyukur, Tuhan melemparkanku kembali ke dunia mimpi-mimpi luarbiasa itu. Kini tinggal menyusun langkah dan cara-cara untuk membuat mimpi-mimpi itu menjadi nyata.

Namun, perlu perjuangan, konsistensi dan optimisme tinggi (keyakinan) untuk mewujudkan mimpi itu. Sebagaimana kenyataan bahwa dimana padi tumbuh, rumput liar pun ikut tumbuh. Ini terasa sejak mimpi-mimpi itu datang kembali. Ditengah-tengah membuncahnya kembali akan mimpi-mimpi itu, rasa ragu ikut nimbrung. Rasa ragu itu menyelinap dalam bentuk sebuah pertanyaan: “Apa modalmu untuk mewujudkan semua mimpi itu?”

Beruntung “resep” dari sebuah buku yang tidak tamat kubaca menawarkan solusi, MESTAKUNG. “Ya, MESTAKUNG solusi yang tepat untukmu” entah organ tubuh mana yang memberikan jawaban ini.

Ingat MESTAKUNG tentu mengingatkanku dengan seorang professor hebat yang berhasil mempersembahkan titel Juara Dunia Olimpiade Fisika Internasional Tahun 2006, Prof. Yohannes Surya, Ph.D (YS). MESTAKUNG-nya beliau yang telah menawarkan diri menjadi solusi itu kini akan kujadikan modal berharga. Jika demikian, berarti aku harus menerapkan langkah-langkah agar terjadi MESTAKUNG, semesta raya mendukungku menggapai mimpi, terbang ke London, menjadikan London sebagai pijakan pertama perjalanan mengelilingi dunia.

Menurut YS resep MESTAKUNG itu terhimpun dalam KriLangKun: Kritis, Langkah dan teKun.

Kritis; Setidaknya mulai saat ini yang bisa membuatku berada dalam keadaan kritis adalah mengurangi waktu istirahat, menambah waktu belajar dengan mengikuti kursus atau kelas ekstensi bahasa Inggris di tengah-tengah rasa letih karena harus mencari biaya kuliah sendiri dan adik tercinta;

Langkah; Seminim apa pun, harus ada yang kurealisasikan dari setiap langkah dan cara yang harus kususun agar aku bisa terbang ke London. Dua atau tiga langkah bahkan satu langkah pun dari strategi itu harus kujejakkan;

Tekun; Sebagaimana perihal rumput liar yang akan tumbuh mengiringi tumbuhnya tanaman padi, aku harus konsisten memupuk mimpi ke London ini dan mencerabut semua rumput-rumput liar keraguan.

Akhirnya, jika aku konsisten dengan resep ini, yakin, semesta dengan serta merta akan mendukungku. Seluruh organ tubuh, keluarga, kerabat, teman, lembaga dan seluruh alam raya akan membantu dan mempermudahku menggapai mimpi itu. Dan terjadilah Mestakung Menerbangkanku ke London!

......... o0o .........


sebelumnya...

NB: buat temen-temen kompasianers yang mulai ingat kembali mimpi-mimpi masa kecilnya, yang sudah terwujud atau yang belum mohon di tag tulisannya di “negeri mimpi” (negeri spasi mimpi tanpa tanda kutip). Untuk referensi dan inspirasi saya dan siapa saja yang membutuhkan. Terimakasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun