Saya mencintai dunia kepenulisan sejak kecil, berawal dari hobby membaca, menulis dan bermimpi menjadi penulis. Seiring waktu takdir membawa saya ke sana, ke dunia kepenulisan. Ratusan tulisan yang ditolak media cetak seperti sebuah tantangan untuk terus saya lawan.
Tahun 2003 untuk pertama kalinya karya saya dibukukan menjadi sebuah novel. Sebelumnya artikel-artikel saya sudah dimuat di media cetak, tetapi menjadi buku seperti sebuah pencapaian tersendiri. Karena di masa itu menembus penerbitan tidak lah mudah. Penerbitan tidak sebanyak saat ini, hubungan dengan pihak penerbit, terutama editor, tidak semudah sekarang. Sosial media saat ini nyaris memudahkan segalanya.Â
 Jalan itu baru tercipta setelah ada keberanian untuk menempuhnya ( Di Dermaga Miami - Paulo Coelho )
Kalimat tersebut, rasanya menjadi pembenaran yang bisa kita wujudkan, tanpa keberanian untuk terus mengirim tulisan, bukan mustahil saat ini saya bukan siapa-siapa. Semua orang bisa menulis, tetapi tidak semua orang bisa mewujudkan mimpinya, karena rasa takut. Takut gagal, takut ditolak atau takut menerima penolakan kedua, ke tiga, dan seterusnya.
Sampai awal tahun 2005 saya menikah, dan kemudian lahir anak-anak, dunia kepenulisan terus berlanjut. Jika dihitung novel saya sudah mencapai dua puluh lebih, salah satu  sudah difilmkan Mplus tahun 2010 saat anak kedua lahir. Jadi keberanian benar-benar menciptakan jalan, termasuk jalan mimpi yang tidak mungkin menjadi mungkin.
Awal tahun 2016, begitu putra ke empat saya berusian 1 tahun, saya memberanikan diri untuk menjadi blogger. Meski masih di dunia kepenulisan, tetapi dunia blogger yang sebenarnya masih sangat baru buat saya. Jika menulis membutuhkan kepiawaian menulis, maka menjadi blogger membutuhkan banyak hal selain menulis.
Menulis di blog selain membuat konten atau isi tulisan yang berkualitas, tidak sekedar cerita keseharian, curhatan, tetapi juga muatan yang banyak dicari orang. juga dibutuhkan kualitas gambar yang mendampingi tulisan, agar dilihat pembaca menarik, tidak monoton. Karena menurut saya pribadi, blog itu seperti majalah atau media yang dicari pembaca karena menarik dan mereka butuh infonya.
Karena hal ini saya sampai belajar secara bertahap mengolah foto, dari yang sangat sederhana hingga mencoba photoshop yang sedikit ngejelimet. Terasa beda banget deh, ibu-ibu yang sudah berisi aneka macam jadwal di kepalanya, lalu mencoba belajar sesuatu di awal. Tetapi, 'The Power of Emak-Emak' itu memang bisa mewujudkan segalanya. Meski belum canggih, setidaknya layout foto-foto di blog mulai sedikit segar dilihat.
Dan, dunia blogger tidak hanya sebatas menulis, memfoto. Saat ini blogger sudah seperti magnet yang menarik beberapa brand untuk memakai jasa blogger dalam mepromokan produknya. Blogger diundang ke sebuah event sedang meruyak, saya pun otomatis ketarik dalam event-event yang sering diadakan brand, dan lain-lain. Tentu saja ini sangat menyenangkan sekali, kita bisa banyak kenalan, ilmu, juga memperoleh penghasilan lebih.
Dalam beberapa event, bermacam-macam pencahayaan. Kadang outdoor, kadang di dalam ruangan yang redup, temaram, terang sekali, dan lain-lain. Hasil foto bisa gelap, bisa pecah karena resolusi gambar tidak maksimal. Belum lagi kalau acara memakan waktu seharian, saya butuh smartphone yang punya daya tahan baterai tinggi meski saya pakai seharian nonstop. Sering loh, kalau berada pada sebuah event saya harus menempelkan smartphone ke powerbank atau mencari saklar listrik, karena powerbank juga sudah kehabisan daya.
Di rumah juga smartphone sering dipinjam anak-anak, dan saat saya butuh tahu-tahu sudah mati atau lowbatt parah. Beberapa kali saya kehilangan job, karena telat menjawab WA ataupun telepon tidak terjawab, huhuhuhu. Kira-kira empat bulan lalu saya beli smartphone dengan keunggulan hasil foto yang jernih, tetpi tetap ya, belum dapat yang memiliki baterai tahan lama. Bayangkan, ke sebuah event yang butuh waktu seharian saya mebawa: power bank dan juga charge. Ribet banget ya?
Mana mudah hang atau lemot banget kalau harus membuka beberapa aplikasi. Sering saya membuka beberapa aplikasi, seperti facebook, email, WA, IG, draft naskah, browsing secara bersamaan, dan .... sewot sendiri karena jadi lemot atau mendadak hang. Kalau kata suami saya: "Kamu sih ga sabaran!"
Hahahah, bukan gak sabaran tetapi tuntutan keadaan. Pada kondisi-kondisi tertentu kan memang hal itu bisa terjadi, dan tidak bisa dihindari. Saya juga butuh smartphone yang bisa screenshoot, dan tetek bengek lainnya. Tapi sebelnya, smartphone yang pernah saya miliki (sampai yang terbaru ini) mudah full, sehingga kalau mau menyimpan harus memilih mana yang harus saya hapus. Kalau lagi di sebuah event, kan ribet milih-milih mana yang bisa saya delete. Apalagi kalau foto yang berkesan, harus mikir panjang kali lebar (lebay).
Apa harus beli smartphone yang mahal ya? Gara-gara berkeluh-kesah masalah smartphone yang begini-begitu, saya malah dapat info ada smartphone berbasis android yang  dikeluarkan Polytron, Prime 7s. What? Setahu saya nih, Polytron itu merk TV, Radio, Tape. Pokoknya yang soundnya bagus itu Polytron. Bener ga sih? Apa saya yang ketinggalan info?
Kembali ke topik ya, jadi Prime 7S itu baterainya cuma di chas 15 menit, bisa melakukan panggilan telepon selama 5 jam, waaaaw! Cocok banget kalau di sebuah acara atau perjalanan, hanya di chas 15 menit bisa tahan selama itu. Juga memiliki RAM 3GB, prosesor Helio P10 yang di sokong CPU Octa-core dengan clock speed mencapai 2,0 Ghz, sehingga keluhan hang atau lemot saat semua aplikasi digunakan, teratasi.
Juga dilengkapi memori internal 64GB plus memori eksternal yang dapat membaca MicroSD hingga 128GB, jadi bisa buat gudang kita tuh. Jeprat -jepret, simpen ini itu, garap artikel langsung simpen, gak perlu mikirin mana yang harus didelete. Wiih, bentuknya juga sesuai selera saya. Maklum, emak-emak sering kondangan, gaya dikit pakai cluth tapi tetep pengen bawa hape. Biasa buat narsis, hahahaha! Prime 7S dengan body yang ramping selain nyaman digenggam, bisa masuk ke cluth loh.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H