Inovasi Kurikulum Pendidikan: Prinsip Kompetensi Holistic Dan Pendekatan Multidisipliner
Pendidikan berfungsi sebagai landasan bagi pengembangan individu dan masyarakat. Di dunia modern yang terus berkembang saat ini, inovasi kurikulum menjadi penting untuk memastikan bahwa pendidikan mencapai tujuannya dengan cara yang efisien. Salah satu fokus terpenting dalam inovasi kurikulum adalah pengembangan kompetensi holistik yang mencakup keterampilan kognitif, emosional, sosial, dan praktis. Menurut Departemen Pendidikan (Depdiknas, 2003), kurikulum adalah seperangkat peraturan, ketentuan, dan pedoman mengenai tujuan, mata pelajaran, dan bahan ajar, serta metode yang digunakan untuk melaksanakan pelaksanaan program pendidikan. untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditentukan. Dalam masyarakat yang semakin kompleks, pendidikan tidak hanya harus fokus pada pengetahuan akademis tetapi juga pada keterampilan pemecahan masalah, kolaborasi, dan adaptasi. Oleh karena itu, kurikulum pendidikan perlu direvisi agar dapat menghasilkan siswa yang mampu secara efektif menangani materi yang menantang di masa depan.
- Â Prinsip Kompetensi Holistik
Pendidikan holistik didasarkan pada gagasan bahwa setiap orang dapat menemukan identitas, tujuan, dan cara hidup mereka melalui hubungan mereka dengan komunitas, alam, dan keyakinan spiritual mereka. Secara umum, pendidikan holistik bukanlah sebuah konsep baru. Di antara para pendiri pendidikan holistik adalah sebagai berikut (Martin, 2002): Johann Pestalozzi, Friedrich Froebel, Henry Thoreau, Henry Rousseau, Bronson Alcott, dan Francisco Ferrer.
Selanjutnya para praktisi pendidikan holistik mulai membahas tentang dasar-dasar pendidikan holistik, yaitu interaksi individu dengan lingkungannya (relasi), berpikiran terbuka dalam mengidentifikasi dan mengupayakan hubungan yang harmonis dan sinergis dengan umat manusia secara keseluruhan (penghormatan), dan akhirnya mengatasi masalah. hambatan dengan menegakkan secara tegas aturan-aturan dan prinsip-prinsip yang membentuk hakikat manusia sebagai wujud murni keberadaannya (penghormatan), kemudian disusul dengan diperkenalkannya istilah "3R" yang merupakan singkatan dari Relationship, Responsibility, dan Reverence; ini tidak sama dengan 3R yang merupakan singkatan dari menulis, membaca, dan matematika (membaca, menulis, berhitung).
Pengembangan kompetensi holistik mengedepankan integrasi antara berbagai bidang pengetahuan dan keahlian. Kurikulum harus dirancang sedemikian rupa sehingga memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan intelektual, emosional, dan sosial secara seimbang.
Prinsip pendidikan holistik adalah sebagai berikut:
- berlandaskan keyakinan bahwa Tuhanlah yang menciptakan dan memelihara kehidupan manusia
- pendidikan untuk transformasi
- berkaitan dengan perkembangan maksimal individu dan masyarakat
- mendorong partisipasi aktif dalam masyarakat
- menekankan pentingnya spiritualitas sebagai sarana hidup dan pendidikan
- memperkenalkan seperangkat metode pemahaman, pengajaran, dan pembelajaran
- terhubung dan terlibat dengan perspektif dan pertimbangan berbeda dalam masyarakat (Schreiner et al., 2010).
Tujuan pendidikan holistik adalah untuk mendukung siswa dalam mengembangkan potensi mereka dalam lingkungan belajar yang lebih menarik dan menantang yang demokratis dan humanistik melalui interaksi mereka dengan lingkungan. Melalui pendidikan holistik, peserta didik diharapkan mampu menjadi mandiri (learning to be), mengembangkan keterampilan psikologis yang baik, mengatur waktu dengan baik, dan belajar sesuai dengan jati dirinya.
- Â Pendekatan Multidisiplin
Multidisipliner adalah metode integratif (terpadu) yang menggunakan konsep dari suatu cabang ilmu atau tema yang diorganisasikan dari berbagai cabang sosial tersebut.
Studi multidisiplin adalah studi yang membandingkan satu subjek dengan subjek lainnya (penjajaran disiplin ilmu), dengan masing-masing bidang menawarkan serangkaian tantangan unik namun kurang memiliki insentif untuk mengatasinya secara komprehensif.
   Multidisiplin mengacu pada pendekatan yang menggunakan dua disiplin ilmu atau lebih, namun tidak ada kolaborasi antara satu disiplin ilmu dengan disiplin ilmu lainnya. Kajian multidisiplin merupakan hasil dari semakin akrabnya masyarakat terhadap berbagai permasalahan sosial. Ironisnya, penelitian yang dilakukan terhadap ragam keilmuan semacam ini terlalu sempit. Pendidikan tidak hanya penting untuk memperoleh pengetahuan, tetapi juga menerapkan pengetahuan pada bidang studi lain, seperti pemecahan masalah, pemecahan masalah sosial, dan memberikan informasi yang akurat kepada masyarakat umum.
    Pengetahuan multidisiplin juga termasuk dalam kategori pengetahuan murni yang dimaksudkan untuk mengatasi permasalahan global yang kompleks saat ini.Selain mempunyai sifat fleksibel, studi multidisiplin dapat mencakup hampir semua bidang studi. Oleh karena itu, kemampuan memperoleh solusi efektif dari berbagai permasalahan sosial semakin ditingkatkan. Dalam arti yang lebih spesifik, penelitian multidisiplin dapat diterapkan di Indonesia pada masalah peningkatan taraf sumber daya manusia dan pendidikan. Pentingnya penelitian multidisiplin dalam membangun sangat dianjurkan untuk mempercepat pembangunan nasional.
DAFTAR PUSTAKAÂ
 (TOSEPU, 2018)
 (Widiastono, 2012)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H