Setelah pembacaan ikrar. Warga saling, berjabat tangan, dan bertukar salam Idul Fitri serta saling bermaafan. Saling memaafkan adalah inti dari tradisi halal bihalal, dimana setiap kesalahan dan ketidaksempurnaan di masa lalu ditinggalkan, dan setiap hubungan dijalin kembali dengan tulus.
Dalam tradisi halal bihalal, tidak ada yang terlupakan. Tua, muda, kaya, miskin, semua berbagi kebahagiaan dan kehangatan dalam suasana yang penuh dengan rasa syukur dan kesederhanaan. Sebuah momen yang mengingatkan kita akan pentingnya saling memaafkan, menghormati, dan menyatukan jiwa di tengah perbedaan.
Setelah semua orang saling memaafkan dan bersilaturahmi, para warga Kembali ke rumah masing masing untuk berkumpul dengan keluarga masing masing, beberapa warga dan pemuda desa melakukan kerja bakti untuk membersihkan halaman balai desa agar Kembali bersih seperti semula.
Perayaan syawalan di desa kami merupakan momen istimewa dimana kebersamaan, kebahagiaan, dan persaudaraan merajut erat hubungan antar warga. Tradisi syawalan, mulai dari makan bersama dengan hidangan bakso yang lezat hingga momen penuh makna halal bihalal, tidak hanya menjadi bagian dari perayaan keagamaan, namun juga menjadi cerminan semangat gotong royong dan toleransi yang tinggi di masyarakat desa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H