Mohon tunggu...
Cahya Buana
Cahya Buana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

tidak ada

Selanjutnya

Tutup

Kkn

PPK Ormawa Himabio FMIPA UNNES: Inovasi Biopori Kompos, Solusi Cerdas Kurangi Sampah Organik di Desa Gondang

30 Agustus 2024   23:22 Diperbarui: 30 Agustus 2024   23:28 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: PPK Ormawa Himabio FMIPA UNNES (dokpri)

Desa Gondang, Kendal  -- Di tengah meningkatnya tantangan pengelolaan sampah, Tim PPK Ormawa Himpunan Mahasiswa Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang 2024 menginisiasi solusi inovatif berupa Biopori Kompos. Metode ini menawarkan cara efisien dan ramah lingkungan untuk mengurangi sampah organik masyarakat di Desa Gondang. 

Sosialisasi Biopori Kompos

Sumber: PPK Ormawa Himabio FMIPA UNNES (dokpri)
Sumber: PPK Ormawa Himabio FMIPA UNNES (dokpri)

Sumber: PPK Ormawa Himabio FMIPA UNNES (dokpri)
Sumber: PPK Ormawa Himabio FMIPA UNNES (dokpri)

Kegiatan dimulai dengan sosialisasi mengenai Biopori Kompos pada Minggu, 21 Juli 2024, di Aula Balai Desa Gondang, Kec. Limbangan, Kab. Kendal. Sosialisasi ini menghadirkan Ibu Talitha Widiatningrum, M.Si., Ph.D., ahli Fisiologi Tumbuhan dari Universitas Negeri Semarang, yang memaparkan secara mendalam tentang konsep biopori komposting, manfaatnya, serta cara penggunaannya untuk pupuk kompos berkelanjutan. Kegiatan ini juga mendapat perhatian khusus dari perangkat desa dan anggota karang taruna yang terlibat aktif dalam diskusi, menyambut antusias rencana penerapan biopori kompos di Desa ini. 

Penerapan Biopori Kompos di Desa Gondang

Sumber: PPK Ormawa Himabio FMIPA UNNES (dokpri)
Sumber: PPK Ormawa Himabio FMIPA UNNES (dokpri)

Biopori kompos adalah metode pengelolaan sampah organik yang inovatif dengan menggunakan pipa biopori, yaitu lubang-lubang kecil di dalam tanah yang berfungsi meningkatkan kesehatan tanah dan mengolah limbah organik. Dengan meningkatkan aerasi dan infiltrasi air, biopori mempercepat proses dekomposisi bahan organik. Hasilnya, limbah organik yang terurai akan menghasilkan nutrisi yang memperkaya tanah, meningkatkan kesuburan, dan memperbaiki struktur tanah secara menyeluruh. 

Penanaman biopori kompos dilakukan di dua lokasi, yaitu Dusun Gondang pada Minggu, 21 Juli 2024 dan Dusun Nambangan pada Jumat, 9 Agustus 2024. Kedua dusun ini menerima pemasangan biopori dengan sangat positif. Salah satu warga, Bapak Basuki, mengungkapkan apresiasinya, "Biopori kompos adalah kegiatan yang sangat bermanfaat. Sebelumnya, belum pernah ada mahasiswa yang mengadakan program seperti ini. Sebagai petani, ini menjadi solusi tepat untuk mengelola sampah di sekitar rumah saya, terutama sampah tanaman yang sering kali tidak terurus, agar menjadi lebih bermanfaat."

Penanaman pipa biopori kompos menciptakan lubang-lubang kecil di dalam tanah atau wadah kompos yang memperbaiki sirkulasi udara. Hal ini mendorong aktivitas mikroba yang diperlukan untuk menguraikan bahan organik, seperti sisa makanan dan daun-daun kering, dengan lebih efisien. Alhasil, pipa biopori kompos mempercepat pembentukan kompos dibandingkan metode konvensional, sekaligus menawarkan solusi untuk mengelola sampah yang kurang terawat menjadi lebih bermanfaat bagi lingkungan dan tanaman di sekitar. 

Manfaat Biopori Kompos

Sumber: PPK Ormawa Himabio FMIPA UNNES (dokpri)
Sumber: PPK Ormawa Himabio FMIPA UNNES (dokpri)
  • Mengurangi Volume Sampah Organik
    Biopori kompos adalah cara yang sangat efektif untuk mengurangi volume sampah organik yang belum terolah dengan baik di masyarakat. Dengan menerapkan metode ini, kita dapat mengubah sampah menjadi sumber daya yang bermanfaat!

  • Meningkatkan Kualitas dan Kesuburan Tanah
    Saat kompos dimasukkan ke dalam biopori, ia mengisi ruang-ruang kosong dalam tanah, menjadikannya lebih gembur dan meningkatkan aerasi. Kondisi ini memungkinkan akar tanaman tumbuh lebih kuat dan lebih dalam, serta membuat tanah lebih subur.

  • Ramah Lingkungan dan Mengurangi Beban Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
    Dengan mengubah limbah organik menjadi kompos dan mengisinya ke dalam biopori, kita membantu mengurangi jumlah sampah yang harus dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA). Metode ini tidak hanya mengurangi beban sistem pengelolaan sampah, tetapi juga menekan potensi pencemaran yang timbul dari sampah organik yang tidak terkelola.

Tantangan dan Keberlanjutan

Meskipun Biopori Kompos menawarkan banyak manfaat, pelaksanaannya di lapangan tetap menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya terjadi saat kegiatan penanaman di Dusun Gondang (21/07/2024), di mana mayoritas rumah warga sudah terplester dan terdapat banyak saluran PDAM di bawah tanah. Kondisi ini membuat tim harus lebih berhati-hati dalam menentukan titik penanaman yang tepat dan beberapa titik perlu dialihkan. Untuk mengatasi masalah ini, Tim PPK Ormawa Himabio FMIPA UNNES menggunakan alat pemutar/pelubang tanah guna memudahkan proses penentuan ukuran dan kedalaman lubang biopori yang akan ditanam.

Sumber: PPK Ormawa Himabio FMIPA UNNES (dokpri)
Sumber: PPK Ormawa Himabio FMIPA UNNES (dokpri)

Langkah Menuju Keberlanjutan

Biopori kompos adalah solusi sederhana namun efektif untuk mengelola limbah organik dan memperbaiki kualitas tanah. Dengan membuat lubang-lubang biopori, kita tidak hanya mengurangi jumlah sampah organik yang berakhir di tempat pembuangan akhir, tetapi juga meningkatkan kesuburan tanah melalui dekomposisi alami bahan organik. Tim PPK Ormawa Himabio FMIPA UNNES mengambil langkah nyata bersama masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah organik dan mendukung keberlanjutan melalui program Kampung Iklim.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kkn Selengkapnya
Lihat Kkn Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun