Mohon tunggu...
Cahya Agung Haryadhi
Cahya Agung Haryadhi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kisah Perjuangan Petani Perempuan untuk Memenuhi Kebutuhan Keluarganya

14 April 2024   09:09 Diperbarui: 14 April 2024   15:47 741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mbah Saminah seorang petani perempuan berusia 68 tahun tinggal di sebuah rumah sederhana bersama suami dan anaknya yang tinggal di Desa Parit Keladi, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya. Mbah Saminah menerima Bantuan Sosial dalam bentuk PKH dan beras. Mbah Saminah kini menjadi tulang punggung keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan menjual hasil pertaniannya ke pengepul, pendapatan per bulan Mbah Saminah sebesar Rp. 750.000 dengan pengeluaran sehari-hari sebesar Rp. 120.000. Mbah Saminah memiliki tiga orang anak yang sudah berkeluarga, namun anak pertama dan kedua Mbah Saminah sudah memiliki rumah sendiri, tinggal satu anak ketiga tinggal bersama Mbah Saminah saat ini yang memiliki dua orang anak dan bekerja sebagai petani, namun lahan pertanian yang dikelola oleh anak ketiga Mbah Saminah berbeda dengan lokasi Mbah Saminah bekerja.

Dokumentasi Penulis
Dokumentasi Penulis

Mbah Saminah menceritakan kehidupannya sebagai petani yang menanam serta mengolah buah pinang dan buah kelapa, untuk buah pinang Mbah Saminah mengambil, mengupas, dan menjemur buah pinang sendiri sebelum menjualnya dengan harga jual per kilogramnya Rp. 3.000, dan untuk buah kelapa Mbah Saminah ada yang sudah dikupas dan sudah dikeringkan untuk dijadikan kopra dengan harga jual per kilogramnya Rp. 6.500, namun Mbah Saminah juga menjual dalam bentuk yang belum dikupas dengan harga jual per bijinya Rp. 1.100. Suami Mbah Saminah berumur 80 tahun dulunya bekerja serabutan namun belakangan ini memelihara hewan ternak yaitu kambing sebanyak 15 ekor yang akan dijual pada saat hari raya Idul Adha ataupun Aqiqah dengan harga per ekornya sekitar Rp.3.000.000, namun saat ini hewan ternak milik suami Mbah Saminah usianya belum cukup untuk dijual, karena untuk hewan Qurban dan Aqiqah memiliki syarat tersendiri.

Mbah Saminah dulunya pernah mendapatkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) pada saat Covid-19 namun seiring berjalannya waktu saat Covid-19, Mbah Saminah pernah tidak mendapatkan BLT lagi selama delapan bulan, dan setelah covid-19 mereda dan hampir dikatakan selesai, Mbah Saminah beralih mendapatkan bantuan sosial yaitu PKH dan Beras, untuk PKH sendiri Mbah Saminah sebelumnya mendapatkan Rp.400.000 per tiga bulan namun saat ini mendapatkan Rp. 200.000 per tiga bulan, terakhir mendapatkan PKH pada bulan februari tahun 2024, Mbah Saminah dan keluarga juga tidak tahu mengapa ada pemotongan tersebut. Selain itu, Mbah Saminah juga mendapatkan bantuan sosial berupa Beras sebanyak 10 kilogram namun bantuan sosial ini tidak lancar diberikan kepada Mbah Saminah, Mbah Saminah terakhir mendapatkan bantuan beras pada bulan desember tahun 2023.

Kondisi rumah mbah Saminah yang memiliki luas rumahnya dengan panjang 13 meter dan lebarnya 6 meter serta luas tanah sebesar 1 hektar dengan sisa tanah digunakan oleh Mbah Saminah untuk lahan pertaniannya. Lantai rumah Mbah Saminah saat ini diperlukan perbaikan karena lantainya terbuat dari papan dan sebagian papan ada yang rapuh dan untuk dinding seluruhnya tembok. Pada bagian halaman depan rumah Mbah Saminah dipenuhi oleh hasil panen pinang yang masih diproses oleh Mbah Saminah. Di Dalam rumah Mbah Saminah terdapat 5 ruangan yaitu satu ruang tamu, tiga kamar tidur, satu ruang makan dengan dapur.

Sumber air minum yang digunakan oleh Mbah Saminah menggunakan hasil tampungan air hujan yang ditampung di dalam tempayan, namun air hujan tersebut tidak langsung dikonsumsi, Mbah Saminah memasak air tersebut menggunakan kompor gas agar kondisi air dapat layak dikonsumsi. Mbah Saminah memiliki wc sendiri yang berada di dalam rumahnya untuk air mandi Mbah Saminah memanfaatkan air sungai dekat rumahnya, dan untuk mencuci pakaian Mbah Saminah langsung ke sungai untuk mencuci.

Daya Listrik yang ada di rumah Mbah Saminah sebesar 450 watt dengan penggunaanya untuk TV dengan ukuran 21 inch, namun saat ini TVnya tidak dapat digunakan karena sudah menggunakan TV digital sedangkan TV Mbah Saminah tidak mendukung TV digital, terdapat juga kulkas, rice cooker, dan kipas angin. Kondisi penerangan rumah Mbah Saminah kurang baik karena lampu yang sangat minim cahaya sehingga memerlukan perbaikan untuk menciptakan suasana rumah Mbah Saminah lebih terang dan nyaman.

(Wawancara mendalam dan observasi dilaksanakan pada Februari-April 2024)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun