Mohon tunggu...
Cahya Sefty Gusman
Cahya Sefty Gusman Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa/Universitas Jember

Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perekonomian Belitung di Masa Pandemi

14 September 2022   19:20 Diperbarui: 14 September 2022   19:29 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Coba bayangkan kalau akhir pekan ini Anda duduk di tepi pantai sambil minum kelapa muda yang langsung dari batoknya. Sangat nyaman sekali bukan? Apa yang ada di benak anda jika berbicara soal pantai? Apakah Bali? Atau Hawai? Kalau saya sih langsung terbayang laskar Pelangi. Film yang sempat viral pada tahun 2008 itu membuat saya ingin bersantai dan menikmati kuasa Tuhan yang sangat luar biasa. Batu-batu granit besar yang tersusun rapi serta pasir putih yang secara halus masuk ke sela-sela jari kaki. Benar, pulau Belitung merupakan lokasi syuting film Laskar Pelangi yang diadaptasi dari novel yang ditulis oleh putra daerah Belitung yaitu Andrea Hirata. Yang juga mendirikan museum Kata yang berlokasikan tidak jauh dari sekolah Muhammadiyah yang menjadi latar tempat para pemeran film tersebut bersekolah.

Belitung merupakan salah satu dari belasan ribu pulau di Indonesia. Pulau yang sering dikira bagian dari Kalimantan ini merupakan salah satu pulau wisata yang memiliki daya tarik tersendiri. Dimulai dari pantai dengan pasir putih juga dihiasi granit raksasa yang membuat wisatawan yang datang takjub. Sehingga tidak pungkiri lagi bahwa perekonomian Belitung bersumber pada pariwisata.

Seperti yang kita ketahui bahwa sekitar 3 tahun yang lalu pandemi merambak di Indonesia. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang sangat terdampak akibat adanya pandemi COVID-19. Berdasarkan data BPS (2021), terdapat penurunan jumlah wisatawan yang signifikan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. Total kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada tahun 2020 sebesar 4,02 juta kunjungan. Jika dibandingkan dengan tahun 2019, jumlah wisatawan mancanegara turun sebesar 75,03 persen. Berdasarkan kebangsaannya, terdapat 5 negara yang paling banyak berkunjung ke Indonesia pada tahun 2020 yaitu Timor Leste, Malaysia, Singapura, Australia, dan China. Sebagian besar negara-negara tersebut adalah negara tetangga.

Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf di laman travel.detik.com memaparkan bahwa jumlah wisatawan lokal menurun sebesar 61 persen apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penurunan jumlah wisatawan yang signifikan tersebut sangat berpengaruh pada kondisi perekonomian karena pariwisata berperan penting dalam meningkatkan pendapatan negara, devisa, dan lapangan pekerjaan. Pandemi mengancam 13 juta pekerja di sektor pariwisata dan 32,5 juta pekerja yang secara tidak langsung terkait sektor pariwisata. (BPS, 2020)

Penerimaan devisa negara dari sektor pariwisata juga sangat menurun. Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno dalam laman republika.co.id, proyeksi penerimaan devisa dari pariwisata pada tahun 2020 antara 4-7 miliar dolar AS. Sebelum terjadi pandemi, penerimaan devisa pariwisata tahun 2020 ditargetkan sebesar US$ 19-21 miliar. Apabila dibandingkan dengan tahun 2019, penurunan yang terjadi cukup signifikan karena penerimaan devisa pariwisata pada tahun sebelumnya hampir mencapai 20 miliar dolar AS.

Dari data diatas Belitung salah satu dari daerah yang wisatawannya mulai menurun, pantai dan tempat wisata yang semula ramai akan pengunjung menjadi sepi seketika dikala pandemi datang. Dan tentu saja ini berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat yang sebagian besar bersumber pada sektor pariwisata. Mulai dari warung di tepi pantai hingga sewa boat terhitung sepi pelanggan. Bencana yang tak diperkirakan manusia ini merenggut sumber mata pencaharian masyarakat Belitung. Sehingga banyak masyarakat yang banting stir untuk memenuhi kehidupan sehari-hari seperti berjualan via online seperti berjualan lauk pauk, kue ulang tahun dan lain lain sebagainya. Walaupun terkadang orang lokal emang masih ada yang berkunjung ke pantai tapi tidak se sering sebelum masa pandemi ini. Cafe-cafe sekitar pantai pun banyak yang gulung tikar sehingga tidak melanjutkan daganganya pada masa itu.

Tetapi sekarang perekonomian Belitung mulai mengalami kenaikan , sejak berkurangnya kasus covid-19 dan di longgarkannya PPKM yang membuat sector pariwisata kian bangkit serta menaikan pendapatan masyarakat. Kemarin pada tanggal 7-9 september diadakan pertemuan Presidensi G-20 Indonesia di Belitung. Masyarakat berharap pertemuan tingkat tinggi itu menjadi pendongkrak dan ajang promosi tempat wisata yang berada di Belitung.

Secara geografis, Pulau Belitung umumnya dikelilingi oleh perairan laut, hal ini tentunya berkaitan kepada besarnya potensi kelautan dan perikanan yang dimiliki Belitung. Besarnya potensi ini harus diikuti oleh kemampuan pengelolaan sumberdaya yang mampu memberikan nilai tambah kepada tingkatan kesejahteraan masyarakat. Potensi perikanan dan kelautan yang besar membuat sebagian besar penduduk bekerja sebagai nelayan yang tentunya memerlukan dukungan penuh pemerintah baik pusat, propinsi dan daerah dalam segala aspek kebutuhan.

Urusan kelautan dan perikanan menjadi urusan yang mempunyai nilai strategis dan merupakan salah satu prioritas pembangunan daerah, urusan ini dilaksanakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Belitung. Pembangunan kelautan dan perikanan daerah meliputi lingkup perikanan tangkap, perikanan budidaya, pengelolaan hasil perikanan, pembangunan pesisir dan pulau-pulau kecil serta kelautan yang tetap berfokus kepada peningkatan produksi, pembinaan sumberdaya manusia dan kelembagaan serta peningkatan ketertiban dan pengawasan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan. Dikutip dari portal.belitung.go.id berkaitan dengan kebijakan, pembangunan kelautan dan perikanan diarahkan kepada 1) peningkatan kompetensi pelaku sektor kelautan dan perikanan; 2) peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana sektor kelautan dan perikanan berbasis teknologi; 3) kemudahan mengakses permodalan bagi pelaku sektor kelautan dan perikanan; 4) penguatan kapasitas kelembagaan sektor kelautan dan perikanan; 5) diversifikasi produk olahan hasil perikanan; 6) mengembangkan jaringan pemasaran sektor kelautan dan perikanan; dan 7) meningkatkanpengelolaan dan pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan, yang kesemua ini akan bertujuan akhir kepada pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang mampu menciptakan dan meningkatan kesejahteraan masyarakat serta mampu memelihara daya dukung ekosistem perairan dan stok sumberdaya kelautan dan perikanan secara seimbang, bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Disektor perkebunan Belitung juga terkenal akan kelapa sawit. Dikutip dari acara Blu Ways, pada 2020 sektor pertanian Bangka Belitung berkontribusi 20,47% untuk perekonomian wilayah dan menjadi penopang dalam pertumbuhan ekonomi di masa pandemi. Dari angka tersebut, sub sektor perkebunan menyumbangkan 36,09% untuk pertanian. Peningkatan kinerja subsektor perkebunan tersebut juga telah mendorong kinerja industri pengolahan, khususnya industri makanan dan minuman melalui minyak sawit/crude palm oil (CPO). Tahun 2018, produksi kelapa sawit di Bangka Belitung 119.056 ton kemudian naik sebanyak 126.675 ton di 2020. Produksi kelapa sawit pun diproyeksikan di angka 130.602 ton di tahun ini dan 132.887 di tahun 2022. Berkat kelapa sawit juga, nilai tukar petani (NTP) pada Juli 2021 sebesar 123,67 naik 2% dibandingkan Juni 2021. Begitu juga dengan nilai usaha rumah tangga pertanian pada Juli 2021 sebesar 123,13, naik 1,6% dibandingkan Juni 2021. Peningkatan tersebut tidak terlepas dari peran pemerintah pusat dan daerah yang mengeluarkan beberapa kebijakan. Seperti pemerintah daerah yang mengatur industri sawit dari hulu ke hilir, mulai dari penataan usaha kelapa sawit, penetapan pedoman harga pembelian buah segar, hingga integrasi usaha sawit pada perusahaan perkebunan kelapa sawit di Bangka Belitung.

Berdasarkan pemaparan di atas, kita bisa simpulkan bahwa perekonomian yang berkembang di Belitung meliputi sektor pariwisata yang di dominasi oleh pantai. Kemudian sektor perkebunan yaitu kelapa sawit. Semoga informasi diatas bermanfaat untuk anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun