Yang menerawang di kegelapan entah
Yang meraba di malam-malam yang kedap
Pelaku subur menelusuri jejak-jejak lelah
Pencuri waktu tetap tak lelah
Tetap tak goyah pada tawaruknya, betah
Menapaki jalur-jalur pikir
Menelusuri jeruji-jeruji dengkur
Dia tetap berada pada kisah
Di mulut-mulut yang tetap berusaha untuk basah
Dan hanya pada hati yang resah
Menyapa dan mendoa pada yang betah susah
Wahai Sang Pemilik kisah
Sejarahmu memucuk pada secercah
Yang menyapa dan mendoa yang betah susah
Sinarilah yang betah susah
Hingga bersahaja di rumah mewah
Yang tiada banding dan kisah
Pada akhir dimana mulut tetap saja basah
Purbalingga, 8 Juni 2013
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H