Mohon tunggu...
Cah Ndeso
Cah Ndeso Mohon Tunggu... -

cahndeso lahir di jakarta, shio tikus. setelah melewati berbagai macam pekerjaan, sekarang di paksa nyemplung di dunia yang makin konvergen. semoga bisa mengikuti arus dunia dan tidak terseret ke pinggir http://cahndeso.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pulsaku Sayang, Sinyalku Malang

13 Oktober 2011   08:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:00 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan Oktober 2011 rakyat di negara bernama Indonesia makin gerah. Setalah gerah musim kemarau yang cuma di guyur hujan yang ujungnya bikin macet. Makin gerah pula karena pulsa di ponsel di colongin. Emak gw termasuk yang kena juga di colongin. Dia pake Indosat. Sempat pula dia maki itu operator. Dasar Indosat, bangs*t. Pasalnya baru di isi pulsa sama gw malam sebelumnya. Esok siangnya sudah habis itu pulsa. Entah raib kemana. Indosat tentu bukan satu satunya operator yang menjalankan taktik gerilya colong pulsa seperti ini. Pengalaman gw pribadi, Tri dan Axis juga menjalankan aksi maling berjamaah ini. Tri malah lebih jujur. CS nya yang karyawan outsource di PlazaSemanggi mengakui bahwa ini memang terjadi. Mau tau caranya ? Kalo kita beli kartu Tri, di counter pinggir jalan. Maka pulsa kita akan terpotong perhari 550 rupiah plus ppn. Nah lho, plus ppn berarti setor pajak ke negara dong. ini lah makanya gw sebut Maling Berjamaah. Nah bagaimana untuk menyetop proses per hari sedot pulsa otomatis ini ? Tanpa menyebutkan di kemasan kartu perdana. Ternyata kita sekalian HARUS membawa kartu tersebut ke PONDOK LAYANAN Tri terdekat. Di sana nanti baru kartu kita di betulkan settingannya. Baru deh bener segala sesuatunya. Hebat kan. Nah proses pelaporannya pun ada caranya lho, jika kita LAPORKAN dibawah satu bulan sejak pulsa di colong, baru dianggap SAH. Jika LEBIH, maka ALASAN mereka akan 1001 macam. Jika tidak percaya cobalah sendiri. Axis juga mengakui adanya proses colongan pulsa berjamaah ini. Sayangnya mereka tidak sejujur Tri. Dan lucunya, Pulsa kita dikembalikan tidak utuh. Jadi sudah dikembalikan masih di potong. Dan setelah itu, masih pula terpotong lagi dengan proses tak jelas. Alasannya, kena potong koneksi Internet. Alasan yang tidak jelas pembuktiannya ini, menyebabkan kedongkolan saja. Itu baru ribut ribut soal Maling Berjamaah colong pulsa. Industri Telko saat ini memang lagi panik menyusun strategi pemasukan pendapatan. Sebagai info saja, sampai 2005 mereka menikmati periode emas. Trafik Voice Call sangat tinggi. Belanja Modal lancar, setoran pajak lancar, bonus karyawan tinggi. Bisnis yg manis dan menggiurkan. Setelah 2005, mulailah periode pahit. Trafik Voice Call turun tajam. Trafik Data naik tinggi, tapi BTS belum support full untuk jaringan data. Belanja Modal tersendat, pajak turun jauh, bonus karyawan kecil, karyawan outsource meningkat. Dan Kasus Maling Berjamaah mulai muncul setelah tahun 2005. Apakah ada benang merah, butuh verifikasi lebih lanjut tentunya. Di sisi lain kekayaan konten lokal kita dengan banyaknya pengembang yang jujur dan berkualitas tidak dilirik sama sekali. Modal Ventura tidak menjamah mereka. Bisa dilihat dari data perusahaan konten yang menjadi mitra para operator. Korelasi antara kepemilikan dan modal kerja usaha. Hal yang bisa membuat kita tersenyum kecut membacanya. Jika kita lihat pesatnya jumlah blackberry di market yang hampir 4 juta handset. Terlihat manis bagi operator tapi dari biaya BIS yang kita keluarkan sebagai pelanggan, hanya 30% yang masuk ke kantong operator, sisanya langsung terbang ke kantong RIM. Di tengah bingungnya para operator meningkatkan pendapatan, mereka juga di hadapkan pada upgrade sistem jaringan. Paling dekat ini dari 3G ke LTE. Ini butuh belanja modal tidak sedikit. Infrastruktur industri telko memang memakan biaya tinggi. Seiring kemajuan teknologi banyak alternatif untuk mengurangi biaya tinggi tersebut. Satu poin yang patut di sayangkan, alternatif untuk menekan harga pembangunan BTS dengan e-BTS tidak dilirik. Padahal jika dilirik biaya bisa di hemat hingga lebih dari 50 persen. Melihat masalah yang di hadapi para operator ini. Tentulah berkaitan juga dengan kualitas sinyal yang di berikan kepada pelanggan. Terlebih adalah kualitas Sinyal Data. Itulah yang dua tahun terakhir ini membuat pusing para Manajer Proyek para operator. Masalah turun naik nya sinyal data ini janganlah di anggap sepele. Logikanya, ponsel kita begitu di nyalakan, maka setelah proses boot normal yang dilakukan selanjutnya adalah idle memantau sinyal. Jika sinyal stabil, maka sumber daya ponsel juga stabil. Bagaimana jika sinyal naik turun, dan lebih sering turunnya ? Sumber daya di ponsel yang di pimpin Batere akan menguras kemampuannya supaya ponsel dapat berkomunikasi dengan Operator melalui BTS terdekat. Proses pengurasan energi Batere ini akan membuat Batere lebih cepat habis. Ponsel menjadi mudah panas. Dan efek biaya tersembunyinya adalah ponsel anda bisa berumur lebih pendek dari semestinya. Jadi, sudah Maling berjamaah Pulsa Habis, masih pula tambah ongkos beli batere dan ponsel baru gara2 Sinyal Malang. Begitulah resah rakyat negeri yang bernama Indonesia. Salam Teknoroti.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun