Mohon tunggu...
Cahaya Ramadana
Cahaya Ramadana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hobi saya badminton

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ruang Lingkup Ekonomi Islam

21 Oktober 2024   10:18 Diperbarui: 21 Oktober 2024   10:18 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rancang Bangun Ekonomi IslamEkonomi islam bisa diumpamakan seperti halnya sebuah rumah, gedung ataupun bangunan yang tersusun atas atap, tiang dan landasan. Sebuah rumah, gedung ataupun bangunan tesebut sebelum dibangun tentunya membutuhkan suatu pedoman seperti, arsitektur, desain atau rancang bangun. Dengan memahami rancang bangun ekonomi islam diharapkan bisa mampu mendapatkan gambaran secara utuh dan menyeluruh dengan singkat mengenai ekonomi islam yang tersusun atas atap, tiang dan landasan tersebut. Pada intinya dalam mendirikan sebuah bangunan bisa dimulai dengan membangun fondasi sebagai lantai dasar (landasan) yang kuat. Kemudian diatas lantai dasar tersebut ditegakkanlah tiang-tiang sebagai penyanggah, dan dibagian paling atas dibangun atap. Dari sebuah bangunan tersebut dapat diinterpretasikan dengan suatu bangunan ekonomi yang memiliki sifat abstrak. Interpretasi tersebut merupakan bahan-bahan bangunan ataupun material. Bahan bangunan tersebut dalam ekonomi islam merupakan ajaran islam yang sumber utamanya dari Alqur'an dan hadits serta tradisi-tradisi pemikiran yang sudah para ulama' kembangkan.6Terdapat prinsi-prinsip dasar dalam rancang bangun ekonomi islam. Beberapa prinsip tersebut secara umum dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: nilai-nilai universal, prinsip-prinsip derivatif dan akhlak. Masing-masing bagian ini yang nantinya membentuk sebuah bangunan dan menjadi prinsip dalam ekonomi islam. 1. Nilai-nilai universalNilai-nilai universal ini merupakan teori dalam ekonomi islam dan menjadi fondasi atau landasan dalam ekonomi islam. Menurut Adiwarman Karim, ekonomi islam dibangun diatas lima nilai universal islam diantaranya: ilahiyah (ketuhanan), al-adl (keadilan), an-nubuwah (kenabian), alkhalifah (pemerintahan), dan al-ma'ad (keuntungan atau hasil). Nilai-nilai universal ini yang bisa dijadikan aspirasi untuk membuat teori-teori ekonomi islam.Ilahiyah (ketuhanan), merupakan kita bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah swt. Allah lah yang maha esa, maha agung atas segalanya, pencipta, penguasa pengelola seluruh alam semesta. 6 M. Dawam Rahardo, "Rancang Bangun Ekonomi Islam," Studi Ekonomi Islam 4, no. 2 (2013): 2.AL Maqashid : Journal of Economics and Islamic Business Vol. 02 No. 01 (2022)4Prinsip Dasar Rancang Bangun Ekonomi IslamKarena itu segala kegiatan ekonomi harus didasarkan pada filosofi dasar yaitu sumber utamanya dari Allah swt. Seluruh kegiatan diniatkan demi semata-mata hanya memperoleh ridho Allah swt sebagai tujuan utamanya. Seluruh aktivitas ekonomi yang mencakup modal, proses produksi, konsumsi dan distribusi harus selalu dikaitkan dengan nilai ilahiyah ini sehingga sejalan dengan tujuan yang sudah ditentukan Syariah. Bahwa manusia diciptakan didunia ini hanya untuk mengabdi beribadah kepada Allah stw. Seluruh alam semesta ini sesungguhnya hanyalah milik Allah, manusia hanya khalifah dimuka bumi ini yang dipegangi amanah oleh Allah.7Segala sesuatu yang telah kita lakukan didunia ini akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak, termasuk berbagai aktivitas ekonomi dan bisnis manusia akan mempertanggungjawabkannya juga kepada Allah. Al-adl (keadilan), merupakan nilai yang sangat penting dalam prinsip ekonomi islam. Berlaku adil bukan hanya pada Al-qur'an dan hadits tapi sesuai juga terhadap pertimbangan hukum alam, yang berdasarkan pada keadilan dan keseimbangan. Definisi adil ini maksudnya sikap tidak berbuat dzalim dan tidak pula didzalimi. Didalam islam adil berarti menempatkan sesuatu kepada tempat yang sebenarnya. Dalam konteks ekonomi sikap makna nilai adil ini yaitu pelaku ekonomi harus mendapatkan hasil sesuai dengan usaha yang telah dilakukannya tanpa harus mengutamakan egonya. Pelaku ekonomi tidak boleh merusak alam ataupun melakukan kejahatan terhadap orang lain hanya untuk mendapatkan keuntungan pribadinya. Apalagi dalam ekonomi islam keadilan harus dijalankan secara menyeluruh dalam berbagai aktivitas kegiatannya agar eksploitasi, kekejaman, penindasan, dan kekersan bisa dihentikan dan tidak terjadi sepanjang masa. Banyak ayat dalam Al-qur'an yang memerintahkan manusia untuk berbuat adil karena sikap adil merupakan ruh dari penerapan nilai kesejahteraan, keharmonisan, kemanusiaan dalam hidup manusia.8

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun