Awal tahun 2020 ini, intensitas hujan yang tinggi mendatangkan kemurungan bagi para petani manggis di Kecamatan Puspahiang, Kabupaten Tasikmalaya. Kemurungan tersebut diakibatkan oleh hujan dengan intensitas yang tinggi mengakibatkan busuknya buah-buah manggis yang ditanam oleh petani.
Bahkan meskipun buah manggis berhasil dipanen, ukuran buahnya pun tidak sebesar ukuran buah manggis saat hari-hari di mana hujan tidak turun dengan begitu lebat hampir di setiap hari. Kondisi tersebut berimbas pada menurunnya angka ekspor buah manggis dari Kabupaten Tasikmalaya ke beberapa negara di Asia.
Tentu saja, kondisi demikian bukan merupakan kabar bahagia bagi petani manggis dan bahkan petani buah lainnya di Kabupaten Tasikmalaya. Namun, permasalahan menurunnya angka ekspor buah-buahan ke mancanegara tersebut dapat diatasi jika angka penjualan di dalam negeri mengalami kenaikan.
Meskipun karena intensitas hujan yang tinggi mengakibatkan ukuran manggis lebih kecil dari biasanya, jika petani diarahkan juga untuk fokus pada pengolahan produk pasca panen maka hasil penjualan dapat dipertahankan untuk tetap tinggi.
Untuk meminimalisir kerugian petani seperti pada kasus petani manggis di atas, warga dapat dilibatkan ke dalam sektor ekonomi kreatif melalui pembentukan-pembentukan UMKM. Merespon kondisi demikian, Bupati Ade Sugianto berkomitmen akan memberikan fasilitas bagi warganya yang beminat untuk terjun ke dunia UMKM.
Pemerintah Daerah Kabupaten Tasikmalaya juga akan memberikan pelatihan hingga pendampingan kepada mereka yang baru saja merintis usahanya. Upaya-upaya ini dilakukan untuk terus menggenjot pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tasikmalaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H