Mohon tunggu...
Cahaya Priangan
Cahaya Priangan Mohon Tunggu... Administrasi - Kabupaten Tasikmalaya

Surat kabar digital

Selanjutnya

Tutup

Money

Berwirausaha Sejak Masih Santri

4 Maret 2020   21:58 Diperbarui: 4 Maret 2020   22:02 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koperasi Pesantren di Jawa barat/pikiran-rakyat.com

Mesih duduk di bangku sekolah dan menjadi salah satu santri di pesantren tentu tidak dapat menjadi alasan bahwa mereka yang masih belia tidak dapat berpartisipasi dalam sektor perekonomian kreatif. 

Bupati Tasikmalaya, H. Ade Sugianto serius dalam pembangunan ekonomi umat berbasis pesantren melalui program-program ekonomi kreatif dan wirausaha yang salah satunya ialah Koperasi Pesantren Tasikmalaya (KOPETA).

Koperasi pesantren juga menjadi salah satu solusi bagi permasalahan ketenagakerjaan di Tasikmalaya. Tidak meratanya lapangan kerja bagi angakatan kerja usia produktif di Tasikmalaya dapat diatasi dengan membiasakan sedini mungkin orang muda di Tasikmalaya untuk menciptakan lapangan kerja bagi diri mereka sendiri, salah satunya melalui program koperasi pesantren ini.

Terlebih Bupati Ade Sugianto sendiri memfokuskan program koperasi pesantren ini sebagai bentuk nyata dari upaya berkhidmat untuk umat yang dimaksudkan sebagai pembanguan ekonomi yang memiliki basis utama di pesantren.

Upaya berwirausaha di pesantren ini dapat dimulai dengan pengenalan sederhana potensi koperasi terhadap para santri. Beberapa di antaranya ialah mengenalkan mereka dengan koperasi yang mewujud dalam bentuk mini market, toko alat tulis dan kebutuhan kantor, hingga sektor-sektor ekonomi kreatif lainnya. 

Pada intinya, upaya pelibatan langsung santri di pesantren pada program koperasi pesantren ini dapat memberikan pembiasaan bagi para santri untuk tidak hanya duduk di kelas dan hanya memahami teori yang diberikan oleh guru mereka di kelas. Melainkan, mereka akan memiliki lahan praktik untuk menjalankan usaha ekonomi kreatif mereka secara langsung.

Pada program ini pun Bupati Ade Sugianto juga berkomitmen bahwa tidak ada pilih kasih antara pesantren besar dan pesantren kecil di Tasikmalaya. Mereka semua dapat melakukan pendataan potensi pesantren di wilayah mereka masing-masing, mengajukan proposal kepada pemerintah kabupaten dan menunggu pencairan dana hingga mereka dapat mulai menjalankan koperasi mereka sendiri. 

Pesantren kecil pun juga memiliki kesempatan untuk merger atau bergabung dengan pesantren yang lebih besar, sehingga kemungkinan keberhasilan dan pemerataan terlaksananya program ini pun dapat semakin besar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun