Mohon tunggu...
Cahaya Aradhiva S
Cahaya Aradhiva S Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Teknologi Yogyakarta

YOLO

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Konstruktivisme dalam Ilmu Hubungan Internasional

21 Oktober 2024   00:26 Diperbarui: 21 Oktober 2024   04:17 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konstruktivisme 

Konstruktivisme adalah pandangan yang menekan dan mengedepankan ide - ide lebih memainkan peran penting dalam menentukan bagaimana negara dan aktor lainnya berperilaku. 

Teori ini merupakan hubungan yang ada antara negara satu dengan negara lain. Dalam kontruktivisme berada dalam posisi memerlukan pemahaman tentang perbedaan mana teman dan mana musuh. 

Alexander Wendt mengatakan bahwa "500 senjata nuklir Inggris tidak terlalu mengancam Amerika Serikat dibandingkan 5 senjata nuklir Korea Utara" (Wendt 1995, 73). Melalui pembukaan inilah Wendt dan para konstruktivis lainnya membahas kedua aspek penting penting dalam hubungan internasional, misalnya, "bagaimana negara bisa melihat negara lain sebagai teman dan sebagai teman? musuh?".

Pemikiran konstruktivisme lebih memperhatikan perilaku - perilaku baik negara maupun bangsa karena menurut Alexander Wendt anarki adalah apa yang dilakukan oleh negara itu sendiri, tentang suatu atau dalam sistem internasional itu sendiri. 

Dalam konstruktivisme dapat diambil dari dua pandangan sebelumnya yaitu pandangan realis dan pandangan liberalism. Persamaan dengan pandangan realisme yaitu sama - sama menggunakan Balance of Power, sedangkan persamaan dengan pandangan liberalisme yaitu interdependensi. Namun dalam kedua pandangan tersebut tidak menjelaskan tentang aspek norma, ide, atau gagasan.

Menurut Alexander Wendt, pandangan konstruktivisme perubahan dari sistem Hobbesian yang bernuansa "konflik/peperangan" ke sistem Lockean yang bernuansa "rivalitas/persaingan", dan ke sistem Kantian yang bernuansa "persahabatan/kerja sama". 

Dalam praktiknya perubahan dari sistem Lockean ke sistem Kantian lebih sering terjadi karena pantas mendapat perhatian lebih karena menjelaskan banyak hal yang tidak dijelaskan dalam teori Hubungan Internasional lainnya. Menurut Wendt perubahan dari sistem "rivalitas" ke sistem "persahabatan/kerja sama" di mungkinkan adanya 3 hal, yaitu saling ketergantungan (interdependence), perasaan sepenanggungan (common fate), dan kesamaan identitas (homogeneity).

Hal inilah yang menurut Wendt lebih menentukan apakah negara menjadi "teman" atau "musuh" bagi negara lain untuk menjalin kerja sama. 

Namun menurut Onuf bahwa teori konstruktivisme adalah sebuah cara memandang fenomena hubungan internasional dengan cara baru yang tidak lagi bersandar pada pencapaian kepentingan (interest), namun seperti maksud (intention), identitas (identity), dan juga alat komunikasi (language). 

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam perjalannya untuk memenuhi syarat dan ketentuan sebagai sebuah teori, konstruktivisme dapat dianggap sebagai suatu pendekatan (approach) dalam memandang hubungan - hubungan sosial - politik sebagaimana yang dikatakan oleh Nicholas Onuf.

Contoh kasus konstruktivisme yaitu krisis semenanjung Korea yang nyaris memicu konflik terbuka Tiongkok dan Amerika Serikat tetapi tidak terjadi. Konflik tersebut tidak terjadi karena tindakan Tiongkok yang memakai norma cooperative security sebagai prinsip diplomasi di dunia global. Cooperative security menjadi prinsip politik Tiongkok yang memandang bahwa harmoni dan kedamaian merupakan sebuah kebaikan. 

Norma tersebut dapat mencairkan suasana tanpa harus kehilangan muka. Norma cooperative security berhasil mencontohkan identitas Tiongkok sebagai negara besar yang bertanggung jawab dalam masalah internasional untuk mengedepankan diplomasi daripada konflik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun