Mohon tunggu...
wira sanjaya
wira sanjaya Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jalan Menuju Raungan Mesin

25 Oktober 2016   23:47 Diperbarui: 25 Oktober 2016   23:54 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiba juga waktu perpisahaan dengan orang tua, tak banyak kata-kata yang terucap dari mulut mereka, Aku hanya menangkap senyum tulus pertanda mereka sudah merestui keputusanku sekarang, dan sang pujaan hati yang Aku tahu sebenarnya sangat berat untuk berpisah walau hanya sementara, namun Aku tegaskan komitmen yang sudah kita jalin bersama tidak akan luntur sampai hari yang indah tiba. Satu hal lagi, berat kaki ini melangkah menaiki bus pemberangkatan untuk meninggalkan kota dan kampung halaman tercinta, tidak biasanya perasaan ini tercampur aduk, namun dengan mengucap Basmallah dan tekad yang benar-benar bulat, yeah… here we go!!

Dasar kalian Berang-Berang!!

Rasa kantuk tak terhankan saat tiba di Pusdikpassus Batujajar, suasana yang tenang seakan terpecah saat seseorang berteriak “cepaaaat, berbaris yang rapi, taruh barang bawaan disamping kalian!!”. tak kalah berisik saat seseorang juga menggedor-gedor pintu bus. Pikiranku sudah tidak karauan, inikah awal dari cobaan hidup Kami?. Aku turun dari bus dalam kondisi masih ngantuk dan mengucek-ucek mata, setelah membentuk barisan Kami digiring menuju barak peristirahatan. 

Banyak sekali aturan dan tata tertib disini yang dijelaskan oleh penanggung jawab Kami. Kesempatan Kami untuk mandi dan beristirahat sejenak, ya… benar-benar sejenak karena selang 30 menit Kami harus kembali beraktivitas, memulai padatnya jadwal kesamaptaan hingga pukul 22.00, dan begitu seterusnya Kami memulai hari dari pukul 03.00 hingga 10 hari ke depan, oh Tuhan, 10 hari yang terasa berbulan-bulan bagiku.

Tidak pernah disesali apa yang telah dilakukan selama 10 hari belakangan, umpatan dari pelatih “dasar kalian berang-berang” sudah sering Kami dengar bila ada yang tidak sesuai dengan kehendaknya. Apa yang sudah direncanakan pada program kesamaptaan, sejatinya ingin membentuk mental baja untuk menjalani tahapan selanjutnya.

It’s a long road, but it’s worth it

Bogor tempat tujuan berikutnya dimana karakter Kami dibentuk dan dibina berdasarkan hasil pemetaan, serta pengenalan perusahaan lebih dalam. Sempat mengalami demam mungkin karena adaptasi kondisi cuaca, namun setelah beberapa hari dapat melakukan adaptasi. Bogor dengan hawanya yang sejuk membuat suasana makin kondusif untuk belajar. Padatnya jadwal memang selalu jadi tantangan Kami, dari situ Kami belajar mengatur waktu, mengatur stamina agar senantiasa fit sehingga proses belajar membuahkan hasil yang optimal.

Sedikit surprise saat hasil pembinaan karakter dimana Aku “divonis” melanjutkan pembidangan pada bidang pembangkitan. Memang jauh dari latar belakang konsentrasi studiku, namun tetap semua hal bisa dipelajari dan dipraktikkan selama ada kemauan dan jalan, nothing’s impossible kalau mengacu slogan sebuah produsen apparel olah raga.

Suralaya mungkin tempat dengan suasana dan kondisi terekstrim yang pernah Aku singgahi, betapa tidak, panas menyengat dengan kendaraan berat yang lalu lalang menyebabkan debu dan pasir berterbangan. Mobilisasi dari Bogor ke Suralaya, seperti berhijrah dari Pegunungan Alpen ke Gurun Sahara (yang tinggal di Suralaya mohon jangan tersinggung :D). 

Saat tiba di Udiklat Suralaya, terbayar lunas saat memandang PLTU Suralaya dengan stack yang menjulang tinggi gagah sekali membuatku sampai meringis saat memandang ujungnya. Menurut mbah Google, PLTU ini adalah seperlima-nya nyawa kelistrikan di Indonesia (correct mbah Google if He wrong), jadi tidak berlebihan begitu luar biasanya sumbangsih PLTU Suralaya, dan sangat beruntung Aku menginjakan kaki disini walaupun sekedar singgah belajar selama beberapa bulan kedepan.

Pembelajaran disini sangat menyenangkan terutama saat praktikum dan kunjungan ke site PLTU Suralaya dan PLTGU Cilegon, lebih banyak narsis dan foto-foto ketimbang esensi belajarnya, dapat dimaklumi mungkin karena baru pertama kali dan masih awam mengenai hal seperti ini, tapi tetap saja hal yang membuat penasaran Kami tanyakan kepada instruktur atau PIC di tempat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun