Mohon tunggu...
Politik

Air Mata Seorang Wanita Badja

23 Mei 2017   23:03 Diperbarui: 24 Mei 2017   00:38 1484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber foto : twitter)

                                                                                       

Sebelumnya, ini artikel udah saya tulis dari hari minggu 21 Mei 2017 sesaat setelah saya baca kalo ahok bakal batal banding. Nah, setelah Official Statement dari bu Vero tadi, ada sedikit perubahan, dari judul sampe isi. Saya adjust dikit.

Kembali ke topik: Pasti pada berpikir kalo “kenapa Ahok batal naik banding? Atau pada akhirnya dia memang merasa menista agama?”

BIG NO. Garis besar yang saya dapet dari surat pak Ahok yang ditulis dari rutan di depok yang dibacakan bu Vero tadi adalah : “Pak Ahok cuma menghargai putusan hukum, menaati hukum dengan menjalani 2 tahun masa tahanannya dan demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan bila masa hukumannya berkurang”

1. Martir? Setuju. Basuki Tjahaja Purnama menjadi martir dari sesuatu yang tidak dia lakukan (dan percayalah, saya yakin dia TIDAK menista agama).

Ahok hanya ingin Jakarta maju, pembangunan berjalan dengan baik tanpa ada demo, perusakan, bakar-bakar lilin, bakar bunga dll. Karena urusan pilkada sudah selesai, dia tidak ingin menganggu proses untuk Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih.

2. Hal ini menghapus semua opini kalo ada campur tangan presiden yang katanya “meng-anak emaskan” Ahok. Coba dipikir, apa presiden tidak bias pakai kekuasaannya untuk memainkan putusan Ahok? Sangat mungkin kan? Tapi tidak. Itu semua isapan jempol belaka. Ahok pun tidak berteriak minta pertolongan karena dia memang siap dengan segala konsekuensi atas urusan hukum ini.

3. Disini yang mulai menarik.. Ahok adalah orang yang lumayan sering bilang kalau salah satu pekerjaannya adalah Mengadminitrasi Keadilan Sosial. Yes, semua yang dia lakukan selama ini memang mengadministrasi keadilan sosial. Coba warga Jakarta pada sadar gak kalau pajak kendaraan bermotor kita naik 30% tiap tahun? Ya, untuk sekarang sih saya percaya kalau uangnya dipakai subsidi silang untuk biaya lain di Jakarta termasuk pembangunan Infrastruktur ataupun biaya-biaya pendidikan, kesehatan  atau secara luasnya kesejahteraan yang tidak bisa dirasakan oleh saudara-saudara kita.

Nah, kenapa ini menjadi poin penting?

Gini, menurut saya pribadi keadilan sosial itu tidak melulu tentang kesejahteraan tapi tentang status SEMUA SAMA DIMATA HUKUM. Maksudnya gimana? Gampang! Indonesia Negara hukum, orang yang punya uang ataupun tidak punya uang ya status hukumnya sama. Harus mengikuti Undang – undang dan hukum yang ada dan berlaku di Indonesia ini.

Terus, apa yang HARUSnya terjadi berikutnya? Tahu sendiri dong, ada kasus lain yang menanti seorang ulama? Saya tidak bakal bahas kasus chat nya yang lagi heboh, karena itu urusan pribadi.

Tapi, kasus penodaaan agama yang dia juga lakukan. Bisa dicari di youtube, apa yang dia bilang tentang Nasrani dan Pancasila.  Saya bakal fokus kedua kasus itu aja.

Yang pertama, untuk Pancasila, ada undang – undang yang mengatur tentang penghinaan lambang Negara. Biarpun pernah kuliah hukum, saya kurang paham detailnya. Tapi intinya, HRS menghina Pancasila yang adalah lambang NKRI.

Yang kedua, tentang penghinaan terhadap apa yang dipercaya oleh umat Nasrani. “kalau Tuhan melahirkan, bidannya siapa?” kira – kira begitu yang beliau katakan. Saya sendiri Kristen Protestan, dan tidak ambil pusing untuk urusan itu, karena saya tahu Tuhan mahabesar dan tidak perlu dibela. Tapi sudah ada komunitas yang melaporkan hal itu. Dan DEMI KEADILAN SOSIAL beliau harusnya di proses hukum sama seperti  BTP.

Balik ke Ahok, yang saya liat adalah dia masih bisa menjalankan salah satu tugasnya sebagai warga Negara dan pejabat publik yang baik bahkan di dalam tahanan yaitu : .

Jadi, demi Indonesia yang lebih baik, harapan terbesar saya adalah semua di proses sesuai dengan hukum yang berlaku, tidak tebang pilih.

Nah yang terakhir. Buat bu Vero, terima kasih telah membiarkan kami tahu kami kalau ibu juga cinta sama Indonesia. Terima kasih ibu sudah merelakan bapak menjalankan tugasnya sebagai warga Negara dan pebajat publik yang baik.

Air mata ibu tidak sia-sia. Karena saya yakin, air mata dari seorang wanita dengan mental baja adalah tanda dari orang yang sudah terluka hatinya. Percayalah, bu. Ibu tidak sendiri. Kami bersama Ibu. Tuhan bersama keluarga Bapak dan Ibu.

Terima Kasih sudah menangis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun