Mohon tunggu...
Dipananta
Dipananta Mohon Tunggu... Buruh - manusia menulis

belajar untuk menulis untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Music

Jason Ranti: Ajaran Nakal untuk Selalu Bermain-main

29 Juli 2021   12:23 Diperbarui: 29 Juli 2021   15:59 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam sebuah wawancara di kanal Youtube Shindu's Scoop, Jeje mengaku bahwa tidak memiiki kedekatan khusus dengan dunia sastra, namun memang gemar membaca dan memiliki teman yang mengoleksi banyak buku sastra. Dari lagu diatas, kita dapat melihat gaya tulis humor Jeje yang suka memain-mainkan puisi. Beberapa patahan lirik dalam lagu di atas adalah reproduksi makna dari puisi Sapardi Djoko Damono. Contohnya adalah lirik "Aku ingin ngopi dengan sederhana" yang lekat dengan penggalan puisi Sapardi yang berbunyi "Aku Ingin mencintaimu dengan sederhana". 

Secara industri, hal yang menarik dari Jason Ranti adalah tidak adanya album musiknya di berbagai wadah musik digital sepert Spotify dan Joox. Musik-musiknya beredar di kanal Youtube dan pentas musik. Di wawancara yang sama, Jeje menyatakan bahwa tidak adanya album karyanya di wadah digital adalah karena dirinya tidak bisa dan tidak mengerti cara memasukkan lagu. Serta, dalam wawancara lainnya yang dilansir oleh kumparan.id, Jeje mengaku sudah nyaman dengan distribusi lagu tanpa platform musik, sudak cukup dan bahkan ia takut serakah. 

Bahkan, Jeje mengaku dalam sebuah wawancara dengan Gofar Hilman, bahwa sempat tak ingin lagi menggunakan Instagram karena merasa lebih baik tak dikenal. Namun, dengan berbagai pertimbangan dari manajer dan rekan-rekan kerjanya, ia berkompromi untuk tetap menggunakan Instagram. Hal seperti ini atau sikapnya yang tetap mengutamakan kenyamanan diri sendiri dalam keterkenalan dan industri musik digital adalah sebuah tindakan anti-kemapanan.

------

Setidaknya, kita bisa belajar dari Jeje. Nakallah selalu bermainlah selalu dan jangan pusing pada hal-hal duniawi seperti pencapaian yang terhitung oleh angka. Ketika bermain, kita akan serius tanpa merasa serius. Tak perlu pusing dengan distribusi, atribusi dan perhitungan-perhitungan ekonomis yang tidak panjang-panjang amat.  Main-main saja. Satu lagi, nakal boleh, jahat jangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun