B. Pengembangan kurikulum dan kegiatan sekolah
- Integrasikan topik anti-bullying ke dalam kurikulum, misalnya melalui bimbingan dan konseling atau kursus pendidikan karakter.Â
- Rancang kegiatan sekolah yang meningkatkan empati, toleransi, dan keterampilan interaksi sosial yang positif.
C. Prosedur pelaporan dan manajemen kasus
- Tetapkan prosedur pelaporan intimidasi yang jelas, mudah diakses, dan terjamin kerahasiaannya.Â
- Mengembangkan mekanisme manajemen kasus yang efektif, termasuk konselor, guru, orang tua dan pihak terkait.
D. Keterlibatan orang tua dan masyarakat
- Berkolaborasi dengan orang tua untuk memberikan dukungan berkelanjutan
di rumah dan di sekolah. - Melibatkan masyarakat sekitar, seperti organisasi kemasyarakatan dan aparat
penegak hukum, untuk mendukung program anti-bullying.
Pendekatan kekeluargaan dan pemberdayaan siswa sebagai agen perubahan juga diperlukan untuk menciptakan budaya sekolah yang aman, inklusif, dan menolak bullying.
3. Tantangan structural
Banyak sekolah juga kekurangan konselor yang berkualitas dan program konseling yang memadai untuk mendukung kesejahteraan dan kesehatan mental siswa. Pelayanan konseling seringkali hanya bersifat reaktif, terjadi ketika siswa sudah terlanjur mengalami permasalahan dan belum proaktif dalam mencegah terjadinya permasalahan. Sekolah hendaknya mengembangkan program konseling yang diintegrasikan ke dalam kurikulum dan kegiatan sekolah lainnya serta didukung oleh infrastruktur yang memadai. Beberapa strategi yang dapat dikembangkan antara lain:
A. Pelatihan untuk guru dan staf
- Latihlah guru dan staf sekolah agar mereka mampu mengenali tanda-tanda penindasan dan mengambil intervensi yang tepat.Â
- Meningkatkan kesadaran akan dampak penindasan dan pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan inklusif.
B. Pengembangan kurikulum dan kegiatan sekolah
- Integrasikan topik anti-bullying ke dalam kurikulum, misalnya melalui bimbingan dan konseling atau kursus pendidikan karakter.Â
- Rancang kegiatan sekolah yang meningkatkan empati, toleransi, dan keterampilan interaksi sosial yang positif.
C. Prosedur pelaporan dan manajemen kasus
- Tetapkan prosedur pelaporan intimidasi yang jelas, mudah diakses, dan terjamin kerahasiaannya. Mengembangkan mekanisme manajemen kasus yang efektif, termasuk konselor, guru, orang tua dan pihak terkait.
D. Keterlibatan orang tua dan masyarakat
- Berkolaborasi dengan orang tua untuk memberikan dukungan berkelanjutan di rumah dan di sekolah.
Melibatkan masyarakat sekitar, seperti organisasi kemasyarakatan dan aparat penegak hukum, untuk mendukung progKomitmen para pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, sekolah dan masyarakat, diperlukan untuk mencapai program konseling yang efektif dan berkelanjutan.