Mohon tunggu...
Caecilia Westi
Caecilia Westi Mohon Tunggu... Administrasi - ...

Try to write something different

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Hiruk Pikuk Yogyakarta

26 Januari 2014   20:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:27 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Masih seperti dulu. Tiap sudut menyapaku bersahabat, penuh selaksa makna. Terhanyut aku akan nostalgia saat kita sering luangkan waktu. Nikmati bersama, suasana Jogja...”

Itulah sepenggal lirik lagu Yogyakarta dari Kla Project yang menggambarkan betapa indahnya suasana Yogyakarta. Banyak sebutan yang diberikan masyarakat untuk kota ini, yaitu kota gudeg, kota pelajar, kota budaya, kota istimewa, kota pariwisata, kota republik, kota buku, kota museum, dan masih banyak lagi. Ini menunjukkan bahwa Yogyakarta adalah sebuah kota yang sangat istimewa. Yogyakarta tidak hanya dikenal oleh masyarakat Indonesia, namun keistimewaan kota ini juga sudah dikenal dan diakui secara mendunia.

Kebanyakan orang berpendapat bahwa yang paling menarik dari Yogyakarta adalah suasana kota yang kental akan budaya Jawa. Salah satu spot area yang favorit pelancong yaitu Jalan Malioboro. Disitu banyak ditemui hasil kebudayaan Jawa yang berupa andhong, batik, rumah makan lesehan, makanan dan minuman tradisional khas, pengamen dengan alat musik tradisional, dan bangunan kuno bersejarah.

Di tengah keistimewaan Yogyakarta yang begitu mempesona, adakah hal buruk yang dimiliki dari kota ini? Tentu saja ada. Coba kita tengok lalu lintas di Yogyakarta. Lihatlah bagaimana ramainya jalan raya yang didominasi oleh kendaraan bermotor ini. Bagaimana pula attitude dari para pengendara dan respon dari polisi lalu lintas terhadap pelanggaran yang terjadi.

Kacau. Itulah satu kata yang tepat untuk menggambarkan lalu lintas di Yogyakarta. Perilaku buruk para pengendara semakin menambah buruk keadaan lalu lintas yang ada. Bahu jalan yang digunakan untuk parkir mobil dan motor membuat ruas jalan semakin sempit. Banyaknya lampu lalu lintas yang hampir ada di setiap persimpangan jalan raya sering membuat pengguna jalan tidak sabar dan pada akhirnya menerobos lampu merah. Belum lagi banyak pengendara motor yang berhenti di luar garis marka saat lampu merah supaya pada saat lampu hijau dapat berjalan mendahului kendaraan lain.

Menurutku, kesadaran masyaratkat Yogyakarta untuk mematuhi aturan lalu lintas demi keselamatan pengendara masih sangat kurang. Sering kita temui anak-anak kecil yang mengendarai kendaraan bermotor di jalan raya. Bahkan ada dari mereka yang tidak menggunakan helm dan berani memboncengkan temannya yang lebih dari satu. Terkadang mereka tidak sadar bahwa hal tersebut dapat membahayakan dirinya sendiri dan pengendara lainnya. Orang tualah yang seharusnya berperan dalam menangani hal ini, namun seringkali orang tua tidak sadar dan menganggap bahwa anaknya sudah mampu untuk mengendarai kendaraan walaupun masih dibawah umur.

Tidak hanya pengendara dibawah umur saja, pengendara motor modifikasi yang banyak ditemui di Yogyakarta juga terkadang melanggar dan mengganggu lalu lintas.Mereka memodifikasi motornya dengan tujuan supaya lebih menarik, namun sayangnya modifikasi yang berlebihan malah membuat motornya tidak memenuhi standar kendaraan yang telah ditetapkan. Suara knalpot yang keras dan lampu motor yang warna-warni biasanya dapat membuat bising dan silau pengendara lain. Mungkin menurut mereka modifikasi itu bagus dan unik, tetapi alangkah baiknya apabila diperhitungkan juga dampaknya untuk pengguna jalan yang lain.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Yogyakarta adalah kota yang memiliki daya tarik wisata karena budayanya yang menarik. Namun hal buruk yang dimiliki oleh kota ini adalah kesadaran untuk berlalu lintas dengan baik. Banyak pelanggaran lalu lintas yang dapat ditemui di jalan raya. Polisi pun tidak segera merespon berbagai pelanggaran yang ada dengan tegas. Seharusnya masyarakat dan polisi di Yogyakarta lebih sadar dan tanggap dengan aturan yang berlaku supaya kondisi lalu lintas lebih aman dan keselamatan para pengendara dapat terjamin. Apabila kondisi tersebut terwujud, Yogyakarta akan menjadi lebih dikenal sebagai kota pariwisata yang berlevel internasional.

Caecilia Westi Sekar Wangi

(open recruitment Persma Equilibrium FEB UGM)

Sumber:

www.wikipedia.org

www.wijayalabs.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun