“Dan ini juga untukmu.” Anak pemilik sandal memberikan sandal yang sama dengan miliknya. Baru, dengan warna yang berbeda.
Dodi menerimanya dengan tangan gemetar. Dia tidak sanggup berkata apa-apa, bahkan untuk mengucapkan ‘terima kasih’.
“Solat bareng, yuk. Sebentar lagi asar,” ajak si anak pemilik sandal.
Dodi mengangguk cepat sebagai jawaban, ia segera mengusap air matanya. Mereka lalu bersama-sama masuk ke masjid.
Setelah kedua anak itu mengambil air wudu, Dodi berhenti di depan pintu masjid.
“Kenapa berhenti?” tanya si pemilik sandal.
“Terima kasih buat semuanya. Maaf aku mencuri sandalmu kemarin.”
Anak pemilik sandal lalu merangkul teman barunya. “Kata ayah, kalau memberi harus yang paling bagus. Kau tidak pantas menerima sandal bekas kupakai.”
Dodi berkaca-kaca, dia menangis lagi. Berkali-kali dari mulutnya mengucapkan kata terima kasih. Mereka saling berpelukan. Kemudian si pemilik sandal mengulurkan tangannya. Ia memperkenalka diri.
“Namaku ... Dodi,” ucapnya sembari tersenyum.
Selesai.