Mohon tunggu...
Candrika Adhiyasa
Candrika Adhiyasa Mohon Tunggu... Guru - Orang biasa

pelamun, perokok, kurus, agak kepala batu, penikmat sastra terjemahan dan filsafat. Instagram dan Twitter @candrimen

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Silsilah Dedaunan

18 April 2018   23:39 Diperbarui: 19 April 2018   00:48 961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. (pixabay)

melalui silsilah dedaunan

            telah kuketuk pintu panti

            menghimpun debur di dalam debar

            dan merawat kisah menjadi kasih

melalui silsilah dedaunan

            telah kupatri kenang pada kening

            dalam setiap laku yang menjadi luka

            bersama benang yang merajut bening

dalam muara kesepian ini

            aku ingin mengubah cerutu menjadi cerita

            menyulap duka sewujud dupa

            dan jatuh bersimpuh tanpa harus bersumpah

tak kusadari, saban hari

            aku tak sudah-sudah diseduh sedih

            memintal silah kawan dengan rawan

            hingga terasing sebagai yang terusang

di sanalah letak berlabuhnya

            silsilah ini; sebagai sederet kecap tanpa kecup

 

2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun