Mohon tunggu...
Candrika Adhiyasa
Candrika Adhiyasa Mohon Tunggu... Guru - Orang biasa

pelamun, perokok, kurus, agak kepala batu, penikmat sastra terjemahan dan filsafat. Instagram dan Twitter @candrimen

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Tatkala Kanak-kanak

19 Maret 2018   21:01 Diperbarui: 20 Maret 2018   02:19 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. (Sumber: pixabay)

Kamu dulu tak pernah ragu merajuk pada-Ku. Meminta apa saja yang terlintas di kepala dan menjadi hasratmu. Kala itu kamu adalah layangan dan Aku angin, Terbangkan aku lebih tinggi! Lebih tinggi!

Kadang Aku iri kepada Layla, yang bisa dicintai sebegitu jernih oleh Qays. Kini kamu semakin dingin, seperti kristal-kristal penghibur di ranting yang kesepian, di musim dingin itu---yang hanya sejenak. Bila kamu tidak keberatan, Aku ingin meminta agar kamu senantiasa tanpa ragu pada-Ku, seperti dulu tatkala kamu kanak-kanak dan selalu bermain dengan gadis-gadis kecil, dengan sepenuh hati.

 Tasikmalaya, 19 Maret 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun