Mohon tunggu...
Cader Abdul
Cader Abdul Mohon Tunggu... -

Doyan Jalan-jalan, Travelling, Kelayapan, Coretan,doyan untuk mengagumi karya Perncipta then share it to the others. Kunjungi Blog saya di http://caderabdul.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pintu Rinjani, Sembalun 1156 MDPL

21 Desember 2013   10:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:40 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ku liat langit semakin di penuhi awan-awan tebal yang bergulung-gulung. perkampungan Sembalun itu pun tak terlihat ditelan awan-awan pembawa hujan. gerimis pun turun membawa keberkahan sang langit. beberapa pengunjung berhamburan mencari tempat berteduh. tak terkecuali kera-kera itu. Rombonganku yang berjumlah 7 orang pun segera bergegas masuk ke dalam Mobil. Gerimis itu pun berganti hujan yang semakin deras. akibatnya jarak pandang pengemudi semakin dekat.

Gunung Pergasingan

berjalan menyururi lembah-lembah sembalun. tak ada kampung hanya hutan-hutan lebat. terasa Gelap padahal masih siang. dari dalam kaca mobil ku liat gunung-gunung yang terlihat samar-samar di antara derasnya hujan. melewati perkampungan Sembalun Bumbung, hujan mulai mereda.  Gunung-gunung pun semakin jelas. jelas indahnya. seketika itu juga, Marlina Liem, salah satu teman kami yang berasal dari Jakarta menyuruh memberhentikan mobilnya. berhenti…..berhenti…. berhenti…yang lain pun ikut-ikutan teriak-teriak berhenti…..berhenti…berhenti.

Damn I Love Indonesia, LombokBackpacker

Ku liat gunung tinggi gagah menjulang itu. cantik dan mempesona. mungkinkah Gunung ini adalah Gunung Kanji seperti yang ku baca di peta-peta, batinku.mungkin. tiba-tiba Langit penuh dengan uap air hendak menumpahkan airnya. tanpa aba-aba dan tanpa basa basi semua rombongan langsung membubarkan diri. ku jelajahi lagi perkampungan Sembalun Bumbung yang terlihat dari pusuk itu. lembah perkampungan Sembalun yang begitu asri diapit oleh bukit-bukit dan pegunungan-pegunungan. dibawah bukit-bukit itu rumah-rumah dibangun, homestay-homestay didirikan, kampung adat-kampung adat tertata rapi. ku liat masjid berdiri tepat di bawah perbukitan itu. sangat asri, tenang salatnya. wah masjidnya keren yach berada di bawah bukit, gumam salah seorang kawan Lombok Backpacker.

Haaaaaa Damn Love Indonesia

Lebatnya hujan dipadu dengan AC yang terus menyala mengakibatkan kaca-kaca mobil tertutup seperti kabut. beberapa kali saya dan kawan mengelap-ngelap kaca agar perkampungan tak terlalu tertutup. Mobil pun terus melaju dengan kecepatan sedang. Hujan yang lebat telah melenakan kami. sehingga kami lupa bahwa kampung Sembalun Bumbung tertinggal di belakang. Sembalun Bumbung menjauh, Sembalun Lawang mendekat. Mobil kami merapat ke salah satu warung makan. maklum perut kami keroncongan. jam menunjukkan 13.00. suasana Sembalun yang mendung membuat matahari terasa pulang lebih cepat dari biasanya.

Lembah-lembah Sembalun

Hujan mulai mereda. Mungkin Tuhan sengaja ingin memamerkan keindahan Sembalun di titik-titik  keindahannya. yaitu di Sembalun Lawang. Desa Sembalun Lawang di kelilingi Gunung Rinjani dan di sebelah Barat, Gunung Telaga di sebelah Barat Laut, Gunung Telaga di sebelah Selatan, Gunung Anak Dara dan Gunung Selong di sebelah Timur, Gunung Pergasingan di sebelah Utara. jadi lah perkampungan ini benar-benar asri. ini G. Pergasingan, disana Gunung Rinjani, G. Telaga, G. anak Dara, dan Gunung Anak Selong, kata salah satu warga kepada kami saat kami menanyakan gunung-gunung di sekitar Sembalun.

Kampung Adat Belek Sembalun

Gunung yang terdekat dan bisa dijangkau dengan mudah adalah Gunung Selong dan Gunung Pergasingan. kita pun berangkat menyusuri “Bambo Garden Sasak Village” menembus bambu-bambu-bambu yang ditanam rapi. bambu-bambu itu ditanam dengan pola membentuk lingkaran. Sembalun Lawang ingin berbenah diri untuk jadi desa wisata. bambu yang biasanya sekedar tumbuh. di sini disusun begitu rapi agar bisa menjadi tujuan wisata.

Menyusuri Jalan menuju

Melewati kebun Bambu, melewati “ranjau-ranjau kerbau”, melewati semak-semak. menembus puncak Gunung Selong. Dari Puncak Gunung Selong terlihat lah hamparan sawah-sawah yang menghijau, Gunung Pergasingan yang berdiri kokoh. kesiaanlah jika datang ke Sembalun Lawang tapi tak menaiki puncak Gunung Selong. Gunung pergasingan dengan segala pesonanya. dari puncak Gunung pergasingan juga lah, acara paralayang diadakan di waktu tertentu.

Ardi dan Echie datar Kampung adat

dari Gunung Selong ini, kami bisa menyaksikan komplek “Kampung adat sasak Belek” dengan latar Gunung Pergasingan. ku duduk di sini termenung melihat keindahan Desa Sembalun, menatap wajah-wajah para pendulang sawah-sawah. Mencari rezeki-rezeki yang tersembunyi di balik tanah-tanah Sembalun. Duduk termenung sambil berucap syukur “nikmat Tuhan mana yang kamu dustakan. Sembalun sejuta Pesona. Pintu Rinjani, Sembalun 1156 MDPL

Kampung Adat dengan Latar Gunung Pergasingan

@caderabdulpaker/ http://caderabdul.wordpress.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun