Pak Prabowo sudah tiga kali berada di pihak yang kalah.  Kalah sebagai calon wakil presiden bersama Bu Megawaty , kalah sebagai calon presiden menghadapi Pak Jokowi dua kali.  Kekalahan ini tidak membuat Pak Prabowo hilang, atau  menyalah nyalahkan situasi. Â
Memang ada respon seketika saat kalah, itu berkaitan dengan emosi dan pengelolaan emosi.  Pak Prabowo  menurut saya seorang yang gentlement ketika dia bersedia menjadi Menteri Pertahanan Republik Indonesia. Seorang Deddy Cobbuzier saja heran, dan bertanya kepada Pak Prabowo "Koq bersedia jadi menteri dibawah Presiden Jokowi:.  Dengan elegan Pak Prabowo mengatakan "kalau untuk Negara dan Bangsa jangan utamakan ego kita".  Wah mantap sekali.  Â
Kekuatan resilien perlu sekali diajarkan kepada semua generasi muda, Bangsa Indonesia.  Situasi sulit di masa depan, hanya bisa diatasi jika setiap anak muda kita mempunyai resilien yaitu kemauan untuk melakukan pengorbanan dan kerja keras untuk mewujdukan prestasi. Belum tentu juga berhasil, kalau belum behasil ya lakukan lagi.  Sampai kapan dilakukan lagi, berapa kali gagal ?  Jawabnya,  lanjutkan  sampai berhasil.  Hanya keberhasilan yang menjadi misi utama setiap orang yang punya resilien.  Nah itu juga yang saya lihat sedang ditanamkan Coach Shin Tae Yong kepada anak anak muda kita pemain Timnas Indonesia.
Bersama Pak Prabowo sebagai calon presiden dan menjadi presiden saya yakin sekali kekuatan resilien Bangsa Indonesia akan  menjadi yang terhebat di dunia ini.  Resilienlah kelak yang menciptakan kesejahteraan bangsa Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H