Pendapat ini tentu saja ditentang ahli yang lain, yang mengatakan bisnis dan lingkungan hijau sebenarnya bisa win win solution  (saling menang dan saling menguntungkan). Pendapat yang meyakini bisnis dan lingkungan sapat sejalan menguraikan argumennya seperti saya kutip dibawah ini.
Kita membutuhkan program yang berpandangan jauh ke depan dan solusi yang inovatif dan kreatif untuk mengatasi tantangan lingkungan. Kita membutuhkan pendekatan komprehensif dan berwawasan ke depan di mana hambatan dan disinsentif saat ini dihilangkan; insentif yang sesuai disediakan; dan kebijakan fiskal, ekonomi, lingkungan, dan industri terintegrasi dan dibuat saling mendukung. (artikel lengakap silahkan dibaca disini)Â
Kesalahan yang dibuat pengembang Mutiara Gading Timur saya lihat ada 2 tahap. Yang pertama kesalahan dalam membuang tanaman angsana yang sudah ditanam, yang kedua adalah kesalahan dalam menetapkan peruntukan bangunan yang dibangun di atasnya. Â
Kesalahan ini menimbulkan kerugian material dan immaterial yang cukup besar, terutama kalau dibiarkan gedung tersebut kosong terus. Â Belakangan ada warung bakso di bekas toko Giant itu, namun yang saya lihat antara hidup dan mati juga.
Kita tentu berharap agar kedepannya pengembang Mutiara Gading Timur lebih hati hati, lebih bijaksana lah dalam mengalokasikan tanah tanah yang masing kosong. Â Dan alangkah indahnya kalau harapan seluruh stake holder diperhatikan dengan mengkaitkannya dengan kebutuhan manusia akan tempat terbuka hijau yang menjadi "paru paru" kompleks ini. Â Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H