Mohon tunggu...
Nur Asiyah Jamil
Nur Asiyah Jamil Mohon Tunggu... Guru - Karyawan

Writing for healing

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cerita di Balik Rumah Susun

7 April 2014   12:38 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:58 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerita diBalik Rusun

Minggu pagi yang cerah bermodal nekad saya memberanikan diri mendatangi sebuah rusun diwilayah Jakarta Pusat, niat awalnya hanya ingin bertemu dengan seseorang tetapi akhirnya lebih dari sekedar itu. Sebuah rumah susun yang terletak nyempil di dekat pasar dengan gedung setinggi 5 lantai dan sebanyak 6 blok dengan tampilan halaman penuh mobil dan penuh pedagang,dari mulai warteg dan berbagai jenis rumah makan, pangkalan ojek,ataupun minimarket sejenis alfamart, laundry dan lain lain.

Mereka tinggal di blok 6 lantai 5, sebut saja namanya Mawar, gendernya laki-laki namun orientasi seksualnya adalah perempuan tinggal disana bersama 5 kawan sejenisnya yang salah satu diantara mereka sudah saya kenal sebelumnya. Mawar adalah bunda di antara semuanya mungkin karena usianya sudah tidak muda ya sekitar 37 tahun menyapa saya penuh ramah dan kemudian mereka semua mendekati saya seperti sedang mengepung saya, mereka ternyata memang curiga terhadap saya karena saya termasuk orang yang heterogen asing untuk mereka dan saya wanita berjilbab, mereka kira saya adalah bagian dari FPI, ya mereka sangat takut dengan orang-orang berjubah hitam itu. Saya menjelaskan bahwa saya bukan FPI atau ormas apapun, saya datang hanya untuk berkunjung saya juga bukan datang untuk penelitian hanya ingin lebih dekat dan mengenal mereka lebih dalam.

Mawar yang disebut dengan Bunda menceritakan siapa dirinya dan komunitasnya. Mereka adalah komunitas Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender, lebih tepatnya mereka adalah komunitas homoseksual. Secara agama memang mereka sangat salah, selama ini mereka dipandang sebelah mata dan dijauhi oleh masyarakat, padahal tidak semua dari kaum mereka seperti itu, contohnya mereka, mereka tidak mengkal seperti banci-banci di taman lawang, mereka bekerja sesuai dengan keahlianya dan rata-rata dari mereka pintar-pintar. Komunitas dibawah yayasan intermedika ini focus pada bidang kesehatan, mereka banyak melakukan aksi-aksi positif, seminar tentang bahaya Aids dan HIV (Alhamdulillah mereka semua negative HIV Aids), dan mereka belajar ilmu hukum untuk membela hak-hak mereka sebagai warga nergara.

Saya tahu ini pasti menimbulkan pro dan kontra dikalangan masyarakat, secara agama memang salah karena Allah menciptakan dengan sempurna manusia terdiri dari laki-laki dan perempuan. Indonesia adalah Negara yang mayoritas muslim dan amat sangat melarang pernikahan sesama jenis, rata-rata dari mereka menikah diluar negeri yang memang tidak melarang pernikahan sesame jenis.lalu sebenarnya dari mana mereka ada?

Seseorang diantara mereka sebut saja Anggrek bercerita bahwa ia semenjak kecil ditinggal ibunya menjadi TKW di luar negeri, dengan ayahnya ia tidak dekat, ia termasuk kalangan menengah kebawah sehingga untuk sekolah harus berjualan es keliling. Sekolah hanya sampai kelas dua SMA karena semenjak kecil samapai dewasa ia selalu dibully oleh teman-teman seangkatanya, bully yang ia rasakan bukan hanya sekedar menyerang mental dan psikologisnya namun juga fisiknya,karena dianggap laki-laki feminism akhirnya banyak preman yang memalakinya dan memukulinya,dalam lingkungan sosialnya ia dijauhi oleh teman-teman dan masyrakat karena dianggap seperti banci. Akhirnya ia memutuskan untuk keluar dari sekolahnya dibilangan senayan dan bertemu dengan bunda Mawar yang sampai sekrang seperti ibunya sendiri, ia merasa semenjak bergabung dengan komunitas ini ia merasa senang karena ia bisa membela dirinya dan merasa tidak sendiri lagi. Ibunya pun akhirnya mengetahui bahwa anaknya itu memang berbeda, kemudian ibunya mempercayakan semuanya pada Bunda Mawar hingga sampai saat ini ibunya masih memberikan uang jajan , namun Bunda Mawar tinggal diam saja, sang bunda berusaha agar Anggrek tetap sekolah akhirnya jalur paket C pun ia ambil dengan usaha bunda mawar. Tidak hanya Anggrek saja yang diusahakan untuk sekolah namun hampir semuanya disekolahkan dan dicarikan orang tua asuh.

Semua yang terjadi pada mereka memang akibat dari bullying yang berlebihan dari teman-teman nya dan masyarakat, selama ini KOMNAS HAM hanya memetingkan peran social mereka namun tidak memfokuskan mereka pada konseling. Mereka ini mengakui bahwa secara agama mereka salah, namun bukan berarti kita harus menjauhinya, justru mereka ini harus kita dekati kita beri bimbingan agar tidak menyerah terhadap hidup ini, saya sangat mengerti betapa sakitnya menjadi mereka, betapa pedihnya penderitaan mereka tidak diterima di masyarakat seolah-olah mereka seperti penyakit menular. Saya pikir yang seharusnya kita lakukan adalah mendekati mereka, berteman dengan baik namun dengan saringan yang baik juga, mereka juga tidak akan memaksakan kita untuk seperti mereka bergabung dikomunitasnya, mereka hanya butuh teman dan diterima dikalangan masyarakat, mereka seperti ini karena tidak mendapatkan kebutuhan pokok dalam hidup ini yaitu rasa aman, rasa control dan rasa untuk dapat diterima.

Saya wanita muslim tetapi saya tidak mau menghakimi salah satu gender, mari kita bekerja sama untuk hal-hal yang positif, saling sharing dan saling memotivasi, bukan saling menghancurkan. Yuk kita kasih konseling kepada mereka tentang pentingnya hidupnya ini, kita semua menyadari penciptaan Allah sangat sempurna namun Allah menciptakan banyak sekali perbedaan kepada kita agar kita sama-sama saling mengenal, saling menghormati dan menghargai. Kita bukan orang yang 100% suci maka jangan saling mencaci mari saling mencari solusi untuk semua perbedaan ini. Kaum LGBT adalah manusia, saya sangat aware dan appreciate dengan komunitas mereka yang selama ini melakukan hal-hal positif. Saat saya bersama mereka banyak sekali orang-orang melihat saya mungkin mereka aneh melihat wanita berjilbab jalan sama banci. Nevermind, selama itu baik akan saya lakukan. Dan sekali lagi mari mendekat dan jangan jauhi mereka.

Terimakasih kepada bunda Mawar, Anggrek, Melati dan semua yang ada di rusun kemarin.. Terimakasih atas pelajaran, penerimaan dan penghargaan kalian terhadap saya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun