Mohon tunggu...
Afra Nur Izzati
Afra Nur Izzati Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Airlangga

Mahasiswa Manajemen Perkantoran Digital Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Marketplace: Kemudahan Berbelanja yang Menjerat Gaya Hidup Konsumtif

8 Desember 2024   12:00 Diperbarui: 8 Desember 2024   12:18 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teknologi telah memberikan dampak signifikan pada berbagai aspek kehidupan, termasuk cara orang dalam berbelanja. Salah satu inovasi yang semakin populer adalah marketplace, platform online yang menggabungkan sejumlah produk dari berbagai penjual di satu tempat. Marketplace seperti Tokopedia, TiktokShop, Shopee, dan Lazada kini menjadi pilihan utama bagi banyak konsumen untuk memenuhi berbagai kebutuhan mereka.

Daya tarik utama marketplace terletak pada aksesibilitasnya. Dimana pengguna dapat dengan mudah menjelajahi ribuan produk dalam hitungan menit, membandingkan harga antar penjual, dan membaca ulasan dari pengguna lain. Hal ini memberikan pengalaman belanja yang lebih informatif dan menyenangkan. Selain itu, dengan adanya fitur pengiriman cepat dan berbagai metode pembayaran, proses belanja menjadi semakin praktis. Marketplace juga menawarkan beragam pilihan produk dari berbagai kategori mulai dari fashion, elektronik, hingga kebutuhan sehari-hari. Ditambah dengan adanya diskon besar-besaran dan promosi menarik seperti flash sale, single day's sale, serta end of year sale. Berbagai penawaran ini memungkinkan konsumen untuk mendapatkan produk berkualitas dengan harga yang lebih terjangkau.

Sayangnya, diskon besar-besaran dan promosi menarik sering kali menggoda konsumen untuk membeli barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan sehingga dapat menimbulkan gaya hidup konsumtif. Banyak orang merasa terdorong untuk membeli barang-barang baru meskipun mereka masih memiliki barang serupa di rumah. Fenomena ini sering kali dipicu oleh perbandingan sosial seperti melihat teman-teman atau influencer di media sosial yang selalu tampil dengan barang-barang terbaru dapat menciptakan tekanan untuk mengikuti sebuah tren. Gaya hidup konsumtif ini tidak hanya berdampak pada finansial pribadi, tetapi juga dapat mempengaruhi kesehatan mental. Rasa puas yang didapat setelah berbelanja sering kali bersifat sementara. Selang beberapa waktu, konsumen mungkin merasa menyesal setelah membeli barang-barang yang belum mereka butuhkan atau bahkan tidak dibutuhkan sama sekali.

Untuk menghindari gaya hidup konsumtif, penting bagi konsumen untuk menerapkan beberapa hal berikut:

  • Mengatur prioritas

Mengatur prioritas antara kebutuhan dan keinginan saat berbelanja online sangatlah penting. Hal ini dapat mencegah perilaku konsumtif dan membantu kita membuat keputusan yang lebih bijak dalam mengelola pengeluaran kita.

  • Menetapkan anggaran

Dengan menetapkan anggaran belanja akan membantu kita dalam mengontrol pengeluaran sehingga perilaku konsumtif dapat diminimalisir. Menentukan anggaran belanja yang baik menjadikan kita untuk dapat lebih bijak lagi dalam memutuskan seberapa banyak uang yang akan dialokasikan untuk kebutuhan dan keinginan kita.

  • Menghindari utang (paylater)

Paylater menawarkan kemudahan dalam membayar barang menggunakan sistem cicilan, yang bisa menciptakan kesan bahwa kita tidak perlu membayar penuh di awal. Hal ini dapat membuat kita cenderung membeli barang yang melebihi kemampuan finansial, karena hanya fokus pada pembayaran cicilan bulanan yang relatif kecil, tanpa mempertimbangkan total biaya yang harus dibayar dalam jangka panjang.

  • Mengendalikan diri

Jika kita tidak dapat mengendalikan diri dalam berbelanja dan mudah tergiur dengan harga promo maka kita mudah tergoda untuk membeli barang yang tidak diperlukan hanya karena promosi atau diskon menarik. Sehingga kita dapat menghindari kerugian finansial akibat pembelian impulsive dan mengurangi rasa penyesalan akibat membeli barang yang sebenarnya kurang bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun