Pada Senin (6/1/2025) kemarin, program makan bergizi (MBG) yang merupakan janji politik Presiden RI Prabowo Subianto resmi dimulai.Â
Program MBG ini tersebar di 26 provinsi dengan 190 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menjadi dapur umum.
Program ini disambut baik oleh banyak orang terutama anak sekolah.Â
Salah satu anak menyebut program ini bermanfaat karena dapat membuat ia menghemat uang.Â
Walaupun disambut baik, banyak netizen yang mengkritik program MBG ini.Â
Pasalnya, di foto yang beredar di media sosial, terlihat menu makan yang dibagikan di sekolah dinilai tidak layak makan karena komposisi gizi yang tidak seimbang.
Murid Sekolah Dasar (SD) yang diwawancarai pun mengatakan bahwa tidak memakan beberapa lauk yang tersedia dikarenakan berbagai alasan. Salah satunya karena kulit ayamnya yang keras sehingga membuat tidak nafsu makan. Ada pula yang menyebut tidak menyukai sayur. Anak kecil memang dikenal sebagai picky-eater karena mereka memiliki lebih banyak papila pengecap dibandingkan orang dewasa, sehingga lebih sensitif terhadap rasa dan tekstur makanan tertentu.
Mendapati fenomena lauk program MBG tidak dihabiskan oleh anak-anak, membuat spekulasi akan bertambahnya limbah makanan di Indonesia meningkat.
Pada tahun 2021, United Nations Environment Programme (UNEP) menerbitkan laporan limbah makanan yang di dalamnya terdapat besar sampah makanan dan prevalensi sampah makanan rumah tangga di semua benua. Indonesia menduduki peringkat pertama di Asia Tenggara dengan jumlah limbah makanan sebesar 20,93 juta kilogram setiap tahunnya.
Dengan fenomena yang disebutkan di atas, perlu adanya tindakan untuk mencegah bertambahnya persentase food waste di Indonesia pada tahun 2025 dan seterusnya.Â
Menu pada program MBG perlu diperbaiki agar anak-anak dapat menikmati semua lauk yang disajikan tanpa menyisakannya. Lauk yang disajikan perlu diubah bentuk visualnya dengan berbagai cara.Â
Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menambahkan sayuran seperti wortel ke dalam adonan daging ayam yang kemudian dijadikan nugget.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H