Kiranya, saya dapat berangkat dari anggapan bahwa Aji sebagai aktor utama tumbuh berkembang pada era hari ini, era high-tech. Bila Aji berjarak pada sesuatu yang mistis, maka hal itu dapat diwajarkan, karena Aji tidak tumbuh pada era yang serba mitos, sehingga wajar bila Aji dengan naluri bermainnya secara spontan menunjuk layangan yang tersangkut di pohon kamboja dalam kuburan.Â
Sesuatu yang mistis dapat dimungkinkan terjadi pada seseorang, bila ia tahu dan telah menyakini sesuatu yang mistis sendiri. Sehingga, bila seorang invidu melanggar sesuatu yang mistis akan merasa bersalah, lalu ia akan tersugesti bila sesuatu yang mistis akan terjadi pada dirinya.Â
Atau kiranya, sesuatu yang mistis itu tidak berkembang mengikuti jaman, dan selalu lekat pada hal-hal yang ghaib? Lalu, apa bedanya mistis dan horor?Â
Klaten, 16 Nov 2020
Ditulis dengan bahagia
-Pascal Caboet-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H