Mohon tunggu...
Putri  Annisa Maharani
Putri Annisa Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030093 UIN Sunan Kalijaga

Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

FOMO: Takut Tertinggal?

29 Februari 2024   17:08 Diperbarui: 29 Februari 2024   19:09 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain itu bisa menjadi sumber inspirasi terhadap konten-konten yang sedang tren. Dapat kita jadikan motivasi untuk ikut serta dalam hal tersebut asalkan masih pada hal yang tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. Penting untuk diingat bahwa harus tetap hati-hati karena dampak positif dari FOMO hanya berlaku jika kita mengelola dan mengontrolnya dengan baik.

Tips untuk menghindari FOMO

1. Fokus pada hal hal baik yang sudah ada, seringkali kita cenderung melupakan atau mengabaikan apa yang kita punya karena terlalu fokus pada hal-hal yang belum kita capai. Mengalihkan perhatian pada hal-hal positif yang sudah ada dalam hidup dapat membantu mengurangi perasaan ketidakpuasan yang akan mendorong fomo.

2. Tetapkan tujuan dan prioritaskan kehidupaan, dengan mengetahui apa yang benar-benar penting dan membedakan antara kebutuhan dengan keinginan dapat mengurangi dorongan untuk mengejar segala sesuatu yang mungkin membuat kita merasa tertinggal.

3. Mengontrol dan mengendalikan diri, sadari bahwa ada hal-hal yang perlu kita kendalikan seperti kebiasaan penggunaan media sosial yang berlebihan atau dorongan untuk selalu terlibat dalam konten konten yang sedang tren. Dengan memperkuat kemamapuan kita mengendalikan diri, kita dapat mengurangi dorongan untuk selalu terlibat dalam segala sesuatu.

4. Hindari membandingkan diri sendiri dengan orang lain, kita harus menghargai dan mencintai diri sendiri dan mengembangkan kesadaran bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kelemahan serta tantangan dan pencapaian masing masing. Alihkan fokus pada pertumbuhan dan pencapaian tanpa terpengaruh oleh apa yang selalu orang lain lakukan atau miliki.

5. Kurangi penggunaan media sosial, menghabiskan banyak waktu di media sosial atau aplikasi media sosial sering kali menyebabkan kita terpapar dengan gambaran selektif kehidupan orang lain, Ketika kita terus menerus melihat prestasi, kesenangan, atau pengalaman menyenangkan orang lain kita akan cenderung merasa tertinggal atau kurang bernilai. Dengan mengurangi waktu yang dihabiskan di media sosial kita dapat mengurangi dampak negatif dari FOMO.

Jangan merasa berlomba dengan siapapun, always know yourself and your limit. Jangan insecure atas pencapaian orang lain karena pencapaian orang lain bukan standarisasi kesuksesan kita. Penting untuk diingat bahwaa kebahagiaan sejati tidak selalu tergantung pada apa yang kita lihat atau apa yang kita lewatkan di media sosial. Melainkan, kebahagiaan yang benar benar berarti dapat ditemukan dalam cara kita menghargai, mensyukuri, dan mengelola kehidupan kita sehari-hari.

Dalam upaya menghadapi tekanan FOMO di dunia digital, penting bagi kita untuk memprioritaskan kesejahteraan mental dan emosional kita. Ini melibatkan pengembangan kesadaran diri yang lebih dalam dengan memnfokuskan perhatian pada hal-hal penting dan berarti dalam kehidupan nyata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun