Elevator atau yang biasa dikenal dengan sebutan lift adalah sebuah alat transportasi dengan gerakan ke atas dan ke bawah (vertikal) yang berada di dalam gedung-gedung bertingkat, elevator berfungsi sebagai pengangkut dan sarana untuk memudahkan aktivitas penggunanya untuk melakukan rutinitas kesehariannya di dalam gedung tersebut.Â
Elevator pada umumnya biasa digunakan oleh gedung-gedung bertingkat tinggi, namun untuk gedung yang tidak terlalu tinggi biasanya menggunakan eskalator sebagai tangga otomatis atau hanya menggunakan tangga manual.Â
Kegunaan elevator sebagai layanan transportasi vertikal di dalam gedung ini memang penting untuk memudahkan, sehingga pergerakan di dalam suatu gedung menjadi lancar.Â
Berbeda dengan eskalator, eskalator merupakan sebuah tangga listrik berjalan yang ditenagai oleh motor listrik serta rantai atau rail. Sebuah eskalator mengarah ke bawah dan ke atas mengikuti arah alur, eskalator berguna sebagai alat pengangkut yang dapat digunakan untuk membawa orang maupun barang.
Perkembangan teknologi yang pesat pada saat ini menjadikan elevator semakin baik perkembangannya berkat arus perkembangan dan teknologi-teknologi yang tersedia saat ini, seperti mekanisme elevator yang serba otomatis, sistem kontrol yang lengkap di dalamnya serta keamanannya yang menjamin. Dengan ini, elevator merupakan satu satunya alat transportasi dalam gedung atau bangunan tinggi yang paling cepat dan aman bagi penggunanya.Â
Keberadaan elevator penting untuk dijadikan sebagai pengganti fungsi tangga dalam mencapai setiap lantai-lantai yang ada di dalam gedung bertingkat tinggi seperti Perpustakaan Nasional RI, maka dengan demikian keberadaan elevator menjadi sangat penting dan tidak dapat dikesampingkan karena dapat mengefisienkan energi dan waktu para penggunanya, serta efektif digunakan di dalam gedung bertingkat.
Elevator dan eskalator yang berada di Perpustakaan Nasional RI pada saat ini memang menjadi suatu masalah yang seringkali diperbincangankan oleh para pengunjung atau pemustaka yang berada di Perpustakaan Nasional RI.Â
Pasalnya, total elevator yang berada di Perpustakaan Nasional RI tersebut hanya terdiri dari 6 buah elevator saja, dari segi keseluruhan memang terbilang sangat kurang untuk menampung seluruh orang yang sedang berkunjung ke perpusnas.Â
Selain karena elevator yang hanya terdapat 6 buah saja, adapun masalah yang datang dari eskalator yang terdapat di dalam gedung Perpustakaan Nasional RI. Karena mereka hanya menyediakan eskalator yang dapat mengantarkan pengunjung hanya sampai ke lantai 4, sedangkan jumlah lantai pada gedung Perpustakaan Nasional RI tersebut sejumlah 24 lantai ditambah dengan 3 lantai basement yang berada di bawahnya dan jika dihitung jumlah total keseluruhannya terdapat 27 lantai yang berada di Perpustakaan Nasional RI.Â
Jika pengunjung ingin mencapai lantai yang ia inginkan yaitu melebihi lantai 4, pengunjung harus rela mengantre di elevator cukup lama dikarenakan eskalator hanya dapat mengantarkan pengunjung hingga ke lantai 4.
Adapun beberapa komentar dan penilaian para pengunjung yang juga menjadi perhatian utama yaitu mengomentari perihal elevator dan eskalator yang berada di Perpustakaan Nasional RI. Dikutip dari travelkompas, ada seorang pengunjung yang mengatakan
"Tadi tunggu lift untuk ke atas lumayan lama. Sebenarnya saya mau saja naik eskalator, tapi eskalatornya cuma ada sampai lantai empat," kata Lia.
Dengan ini membuktikan bahwa elevator dan eskalator di perpustakaan nasional menjadi masalah serius jika tidak ditindak lebih lanjut. Sesuai dengan gambar yang dilampirkan oleh penulis di atas, terlihat dengan jelas antrean elevator yang sangat ramai untuk menunggu giliran elevator itu turun. Karena jika diteliti lebih lanjut, bagi orang yang ingin menggunakan elevator dari lantai 1 pada saat yang bersamaan ada elevator terakhir yang berada di lantai 24 dan seterusnya menurun, maka mereka harus rela menunggu lama elevator tersebut turun yang dapat menyebabkan antrean elevator semakin panjang dan ramai.
Demi kenyamanan dan keamanan pengunjung atau pemustaka, Perpustakaan Nasional RI harus merenovasi tatanan atau mengubah struktur bangunan gedung tersebut dengan cara membagi keenam elevator itu menjadi 2 bagian, atau dengan menambahkan elevator di pertengahan lantai dari total lantai yang tersedia. Maksudnya, jika total lantai sejumlah 24 buah maka solusi yang tepat untuk menanggulangi kasus ini yaitu elevator dari lantai 1 lebih baik jika hanya sampai di lantai 12, dan ketika telah sampai di lantai 12 para pengunjung diharuskan untuk berpindah tempat menuju elevator baru yang telah disediakan dari renovasi penambahan elevator tersebut untuk naik ke lantai 24. Dengan ini pengunjung yang berada di lantai 1 tidak perlu lagi menunggu elevator yang datang dari lantai 24 dan seterusnya, karena jika elevator dibagi 2 lebih baik daripada menunggu dari lantai 24 hingga ke lantai 1.
Berdasarkan observasi dan kajian teori yang telah dibahas, secara garis besar para pengunjung yang menunggu dari lantai 1 akan cenderung lebih cepat menunggu elevator yang turun dari lantai 12 dibandingkan dengan ketika mereka harus menunggu elevator yang turun dari lantai 24. Juga sebaliknya, orang yang sudah sampai di lantai 12 ketika ia berpindah ke elevator lain yang telah direnovasi ia akan lebih cepat pula menunggu elevatornya dari lantai 24 dibandingkan dengan keenam elevator tersebut disatukan dari lantai 1 sampai lantai 24.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H