Dalam berkomunikasi dengan anak berkebutuhan khusus di sekolah, seorang guru membutuhkan  keterampilan khusus  dalam menyampaikan informasi atau materi dikelas agar dapat diterima serta dimengerti secara baik  oleh anak didik. Dalam berkomunikasi guru harus memperhatikan kondisi dari masing-masing anak, mengingat anak berkebutuhan khusus merupakan anak yang unik  sehingga diperlukan tehnik komunikasi yang tepat sesuai dengan kemampuan, kondisi, dan kebutuhan anak  dalam memahami ilmu yang disampaikan oleh guru. Â
Anak berkebutuhan khusus merupakan anak yang mengalami keterbatasan atau keluarbiasaan secara fisik, mental, emosional, intelektual, sosial  serta perilaku sehingga membutuhkan penanganan khusus baik dari orang tua, terapis, guru, maupun dari tenaga kesehatan. Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) berhak untuk belajar baik di sekolah umum, SLB maupun di sekolah inklusi dan itu dijamin oleh Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 Ayat 1 yang menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak mendapat pendidikan.Â
Menjadi tantangan tersendiri bagi para guru yang mengajar di PAUD atau TK  ketika ada anak berkebutuhan khusus di kelas. Guru di hadapkan pada suatu situasi di mana harus memiliki keterampilan khusus dalam berinteraksi dengan anak berkebutuhan khusus di sekolah atau di kelas. Selain itu guru juga di tuntut mampu mengenal dan memahami dari berbagai perilaku anak berkebutuhan khusus dikelas seperti tantrum, hyperaktif, mengamuk di kelas, mogok belajar, bahkan bisa sampai menggangu atau menyakiti teman lainnya. Dalam mengatasi berbagai perilaku dan karakter siswa di perlukan tehnik komunikasi teraupetik untuk mengatasi gangguan-gangguan psikologis yang terjadi pada anak berkebutuhan khusus yang dapat mengganggu jalannya proses belajar di sekolah. Komunikasi terapeutik memegang peranan penting untuk membantu anak berkebutuhan khusus dalam mengatasi gangguan atau masalah yang dihadapi.Â
Komunikasi teraupetik awalnya banyak digunakan oleh tenaga kesehatan dalam membina hubungan antara tenaga kesehatan dengan klien atau pasien untuk menyelesaikan masalah  serta mengubah perilaku klien ke arah yang lebih positif. Namun seiring perkembanganya,  komunikasi teraupetik  dapat diterapkan pada berbagai bidang seperti di bidang pendidikan untuk membantu guru dalam mengatasi dan menyelesaikan masalah internal yang muncul pada peserta didik.Â
Berdasarkan fenomena ini Tim Dosen Institut Teknologi dan Kesehatan Muhammadiyah Kalimantan Barat dengan dukungan dana dari Majelis Diktilitbang  Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengadakan workshop tentang Komunikasi teraupetik bagi guru PAUD dan TK Aisyiyah Kota Pontianak yang diselenggarakan pada tanggal 2 Maret 2024. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan kepada guru tehnik-tehnik komunikasi teraupetik yang dapat diterapkan pada peserta didik. Sekitar 20 orang guru TK Aisyiyah mengikuti kegiatan ini dengan pemateri Cau Kim Jiu, SKM., M.Kep., Ph.D, dan Tim Dosen lainnya serta dibantu oleh mahasiswa keperawatan. Dalam kegiatan ini selain penyampaian materi juga dilaksanakan roleplay melakukan tehnik komunikasi teraupetik yang di lakukan oleh peserta yang hadir dengan fasilitator Ns. Wuriani, M.Kep. M.Pd.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H