"Para petani yang telah mengikuti Pelatihan Master TreeGrower (MTG) berniat untuk menyebarluaskan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya kepada petani lain."
Itulah keinginan para petani yang telah mengikuti kegiatan Pelatihan Master TreeGrower (MTG) di Kabupaten Lampung, yang terselenggara atas kerja sama Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi (BLI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK-RI) dengan Australian Center for International Agricultural Research (ACIAR) Australia.
Pelatihan MTG ini merupakan salah satu kegiatan penelitian dalam program Enhancing Community-Based Commercial Forestry (CBCF) in Indonesia (2016-2021) yang dilaksanakan oleh para peneliti dari Pusat Penelitian dan Pengembangan  Sosial, ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim (P3SEKPI). Pelatihan ini difokuskan agar petani hutan mau menanam dan memelihara pohon untuk mendapatkan kayu berkualitas dan harga lebih tinggi sesuai dengan permintaan pasar kayu.
Pelatihan dilaksanakan di 2 tempat yaitu Desa Budi Lestari, Kec. Tanjung Bintang, Kab. Lampung Selatan Provinsi Lampung tanggal 26-30 Oktober 2018 dengan jumlah peserta 20 orang dan di Desa Srikaton, Kec. Tanjung Bintang Kab. Lampung Selatan, Provinsi Lampung tanggal 26-30 November 2019 dengan jumlah peserta 20 orang. Para peserta merupakan para petani yang berumur 22 tahun s/d 62 tahun dan memiliki luas kepemilikan lahan 0,5 Ha.
Setelah mengikuti pelatihan MTG, persentase pemahaman dan pengetahuan petani mengenai materi pelatihan memiliki kenaikan dari 42,14% menjadi 47,14%. Selain itu, Pelatihan MTG mampu meningkatkan semangat petani HTR untuk mau menanam pohon dimana selama ini petani biasanya hanya memanen pohon dari hutan alam yang sudah ada, memelihara dengan melakukan pengukuran, pemangkasan dan penjarangan serta yang terpenting adalah berbagi ilmu dan pengalaman kepada petani lain.
Kegiatan pelatihan MTG di Lampung ini bukanlah yang pertama kali. ACIAR dengan BLI sudah beberapa kali menyelenggarakan pelatihan MTG di wilayah lain di Indonesia antara lain Pati, Gunung Kidul, Bulukumba, Sumbawa, Konawe Selatan, dan Boalemo.
Pada tahun 1987 Pak Rowan membeli lahan seluas 4 ha lahan yang ternyata tandus. Tapi dengan keahliannya sebagai "forester" pada tahun 2011 lahan tandus tersebut sudah menjadi lahan yang hijau, sehingga menarik perhatian para petani di sekitarnya untuk belajar kepada Pak Rowan. Pada tahun yang sama Pak Rowan membuat pelatihan di tempatnya untuk memperkenalkan dan membagikan pengalamanan tentang apa yang sudah dia lakukan dalam mengolah lahannya selama ini.
Bambra Agroforestry Farm adalah tempat pelatihan yang dilengkapi dengan bengkel kerja, plot hutan pendidikan, plot praktek pemangkasan, dan plot praktek penjarangan. Dalam pelatihan ini pak Rohan menjelaskan apa saja yang ditanam, perlakuan apa yang diberikan selama pemeliharaan, bagaimana cara memanen yang baik, serta bagaimana membuat produk dari kayu yang telah dihasilkan dari pohon hasil panennya sendiri.
Setelah menyelenggarakan sekitar 100 pelatihan/kursus dengan jumlah peserta lebih dari 2000 orang, pemerintah setempat mulai tertarik untuk mengembangkannya sampai ke negara bagian lain di Australia hingga Uganda dan Indonesia.
Dengan adanya kegiatan pelatihan Master TreeGrower ini diharapkan mampu meningkatkan kapasitas para petani untuk mengelola tanaman lebih baik  agar hasil lebih berkualitas, lebih menguntungkan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan hidup mereka dan menjaga kelestarian hutan. (CSUF)
#P3SEKPI
#KementerianLHK
#ACIAR
#CBCF Indonesia
Sumber: materi dan presentasi Sugeng Teguh Pribadi pada Talk Show Puslitbang Sosial, Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim di Hotel Sheraton Bandar Lampung, 7 April 2021 dan sumber lain terkait program Master TreeGrower.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H