Mohon tunggu...
Bayu Nalury
Bayu Nalury Mohon Tunggu... Mahasiswa - Writer

Kompasianer

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Melawan Diri Sendiri: Menguak Dinamika Sabotase Diri dalam Pengembangan Diri

31 Januari 2024   12:36 Diperbarui: 31 Januari 2024   12:38 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Secara umum manusia berekspektasi bahagia dalam hidupnya. Entah dalam hubungan, pendidikan, dan karir. Tetapi, tidak sedikit orang yang mensabotase diri. Istilah sabotase diri berarti menunjukkan suatu pola pikir yang menahan untuk tidak mencapai suatu kebahagiaan. Seseorang yang melakukan sabotase diri memiliki kebiasaan menciptakan masalah pada diri sendiri yang merugikan. Bentuk sabotase diri yang paling umum perfeksionisme, mengonsumsi  obat-obatan terlarang, makan berlebihan karena stress melukai diri, berkonflik dengan orang lain.

Mengapa sabotase diri banyak terjadi? Karena disebabkan oleh trauma masa kecil yang memaksa seseorang terbiasa dengan kemalangan, sehingga kebahagiaan bukanlah kunci utama dalam hidup. Perasaan rendah diri merupakan bentuk sabotase diri. Seseorang yang merasa rendah diri Ia berprinsip bahwa dia tidak layak mendapatkan kebahagiaan. Ketika seorang yakin atas ketidakbahagiaan alam bawah sadar mendorong sesuatu yang tidak bahagia juga.

Sabotase diri juga bisa terjadi pada seseorang yang over control. Ini biasanya terjadi pada seseorang yang memiliki prestasi tinggi, karena suara yang memiliki prestasi tinggi cenderung memiliki ekspektasi yang tinggi untuk berhasil. Tapi hal ini bisa dikontrol jika memiliki bounderwiss atas kemampuan diri. Perilaku sabotase diri berada di bawah alam sadar manusia. Konsumerisme sabotase diri membuat pecandunya berada di titik kesedihan.

Lalu, bagaimana untuk tidak mensabotase diri sendiri? Dengan menerapkan Law of attraction.  Law of attraction percaya akan sesuatu yang bahagia akan datang di waktu yang tepat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun