Mohon tunggu...
Bernadetta Yorita
Bernadetta Yorita Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Belajar, belajar dan belajar! Tidak pernah ada kata STOP untuk belajar. Setiap detik dalam hidup ini adalah proses pembelajaran, dan tidak pernah ada kata "ahli" karena setiap waktu adalah sebuah proses perubahan ke arah yang lebih baik. Senang berada di sekeliling orang pandai dan pintar, berbagi ilmu bersama mereka.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tukang Pijat dan Sendawa

15 November 2009   14:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:19 5032
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari ini cuaca sungguh tidak bersahabat. Di pagi dan siang hari, matahari memancarkan sinarnya dengan garang membuat bumi Jakarta menjadi panas. Ditambah, listrik mati akibatnya suasana di dalam kantor menjadi sumuk atau gerah atau panas. Jika sudah seperti ini, ujian kesabaran dimulai...

 

Ketika sore menjelang, hujan turun dengan deras membuat kota jakarta banjir. Akibat cuaca yang sering berubah-rubah dan pekerjaan yang padat membuat kondisi fisik menurun. Badan pegal linu dan perut kembung karena masuk angin. Jika sudah seperti ini siapa yang kita ingat? Jika saya, tentu Mba Lastri.. tukang pijat langganan yang dengan tekun akan membantu melenturkan urat-urat yang tegang dan membuat badan terasa ringan. Jika masuk angin, dengan pijatannya akan bablas angine...

 

Mba Lastri ini masih muda, usianya belum 30 tahun tapi sudah mempunyai anak 3 dari 2 kali pernikahan. Suaminya yang sekarang berprofesi sebagai seorang satpam. Mba Lastri adalah seorang pekerja keras dan tidak mengenal lelah. Walaupun suaminya sudah bekerja, tapi ia tetap membantu untuk mencari nafkah. Ia bekerja sebagai PRT di daerah rumahku dan diantara waktu luangnya ia menjadi tukang pijat.

 

Pijatnya sungguh kuat dan yang membuat saya senang adalah ia mengerti jika kita keseleo, masuk angin atau hanya pegal-pegal karena lelah bekerja. Semua permintaan ia perhatikan dengan baik dan berusaha dikerjakan untuk meringankan sakit dan pegal-pegal.

 

Ada yang menarik dari Mba Lastri ini, selain bicara yang ceplas ceplos khas masyarakat Betawi, tapi juga setiap kali ia memijat ia pasti bersendawa. Akan tetapi, ini hanya berlaku jika si yang minta pijat sedang dalam keadaan masuk angin. Seperti yang terjadi  tadi sore pada saat ia sedang memijat saya. Tidak henti-hentinya ia bersendawa hingga saya yang mendengarnya merasa risi atau tidak nyaman. Akan tetapi, apa hendak dikata, sendawa itu keluar dengan sendirinya tanpa bisa ia tahan. Dan menurut kepercayaannya, ini mengeluarkan angin dari si penderita (yang sedang dipijat). Entah bagaimana menghubungkannya, kok bisa-bisanya angin si penderita kluar melalui sendawa yang memijat dan bukan si penderita yang bersendawa atau tut...tut...tut...

 

Sebuah alasan yang sulit saya terima. Akan tetapi apa hendak dikata... karena pijatannya enak dan saya merasa cocok dipegangnya, terpaksa saya harus mendengar sendawanya yang terus menerus tiada henti. Sebenarnya ia sendiri merasa sakit dan sesak tapi baginya itu hal yang lumrah: menjadi “saluran” pembuangan angin dari si penderita. “kalau boleh milih sech, ga usah sendawa terus, capek lagi Mba” demikian tuturnya. “tapi jika itu membuat si yang minta dipijat sembuh, ga apa-apa. Yang penting, Mba sembuh” sambungnya. Duh, baik sekali Mba Lastri ini, mau menderita demi kesembuhan orang lain.

 

Sungguh hal yang sulit saya terima, bagaimana bisa angin-angin nakal yang masuk tanpa ijin ke badan saya bisa “berpindah” ke Mba Lastri ketika ia mulai memijat...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun