Mempertemukan sikap dan pandangan dari Islam (non politik) dan Islamisme tidaklah mudah, apalagi mempertemukan Islam dan demokrasi, terutama Islamisme-idealis. Represi terhadap demokrasi dinilai bukan karena nilai-nilai inheren, tetapi lebih kepada karena konsepsi demokrasi. Padahal suksesi yang rutin, teratur, tanoa kekerasan, dan berkeadilan yang diajarkan dan diperjuangkan demokrasi merupakan nilai-nilai yang juga diperjuangkan oleh Islam dan diakui positif. Hal tersbut dapat dibuktikan dengan organisasi NU dan Muhammadiyah eksis dengan gerakan sosial yang lebih moderat. Pergerakan pun juga dapat ditingkatkan pengaruhnya dengan aktivisme secara digital seperti Aksi Bela Islam yang membuktikan signifikansi ruang digital dalam gerakan. Walaupun nampak seksi, eksistensi Islam dalam ruang digital menghadapi tantangan dan hambatannya sendiri, terutama ketika nilai demokrasi itu sendiri mengalami kemunduran maka gerakan Islam juga mengalami kemunduran.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI