Mohon tunggu...
LychAnna
LychAnna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Writer

Pecinta seni, kucing, leci, kopi hitam, dan menikmati waktu sendirian. Mencintai diri sendiri adalah proses panjang yang melelahkan juga menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Lika-liku Perjuangan Penjual Cilok Tuna Mempertahankan Usahanya di Masa Pandemi

28 Juni 2021   14:12 Diperbarui: 28 Juni 2021   14:41 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Usaha beliau kini dapat bertahan di tengah pandemi yang tak kunjung berhenti ini, meskipun tidak lagi berjualan di kantin. Terbukti dari banyaknya pesanan cilok tuna frozen yang terus datang. Ketika mampir ke rumah beliau, Bu Rosfi mengatakan bahwa baru saja beliau bikin lagi cilok tuna semalam sebanyak 72 bungkus dan siang itu sudah ada reseller yang membeli 70 bungkus cilok tuna frozen untuk dijual lagi. "Tadi baru aja reseller saya yang di daerah Bekasi ambil 70 bungkus padahal semalam baru bikin sebanyak 72 bungkus. Ini sudah ada pesanan lagi dari reseller lainnya. Alhamdulillah rezeki ngalir terus. Kadang seminggu berturut-turut setiap harinya bikin terus cilok tunanya." Tutur beliau. Masa pandemi ini justru membuat pendapatan kotor perharinya meningkat dibanding berjualan di kantin. Dalam sehari, Ibu Rosfi bisa mendapatkan laba kotor sebesar Rp700.000 - Rp800.000.

Sebenarnya sebelum berjualan cilok tuna, Ibu Rosfi juga sudah sering mencoba usaha lainnya seperti berjualan beberapa masakan matang. Beliau pernah berjualan nasi uduk, nasi bebek, gorengan, juga bakso. Dengan skill memasaknya yang mumpuni,  sebenarnya usahanya saat itu cukup berjalan lancar. Namun beliau memutuskan untuk berhenti dan fokus berjualan cilok tuna saja. Saat ini pun Ibu Rosfi hanya fokus dengan usaha cilok tuna frozennya karena selain beliau yang sudah memasuki usia mudah lelah, kedua anak laki-laki beliau pun sudah bekerja, dan anak perempuan bungsunya sudah dapat berkuliah dengan beasiswa.

"Anak-anak sudah besar dan kerja, anak bungsu juga kuliahnya dapet beasiswa, jadi sekarang sudah ga mau banyak-banyakin usaha. Cukup ini cilok aja sudah Alhamdulillah bisa cukup buat hari-hari. Sudah tua juga jadi gampang capek." Tutur beliau menjelaskan alasannya hanya berjualan cilok tuna frozen saja. Akan tetapi Ibu Rosfi juga mengatakan bahwa terkadang beliau bersama dengan suami juga masih suka menerima pesanan lopis jika ada yang menginginkannya.

Begitulah kisah Ibu Rosfi yang berjuang mempertahankan usaha kecilnya di kala pandemi ini. Sempat menyerah untuk berjualan cilok tuna, namun beliau berhasil bangkit dengan inovasi baru untuk usahanya, yaitu dengan menjual cilok tuna versi frozen. Untuk rencana ke depannya pun Ibu Rosfi hanya ingin fokus menjalankan usahanya saat ini tanpa menambah usaha lain, dan tentunya ada rencana juga untuk terus mengembangkan bisnis cilok tuna ini sampai ke anak-anaknya kelak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun