DKI Jakarta sebagai Ibukota Indonesia memiliki berbagai tempat wisata indah yang patut dikunjungi, seperti pantai, taman hiburan, pusat perbelanjaan, juga tempat-tempat edukasi yang dapat dikunjungi secara umum seperti museum-museum, atau perpustakaan. Salah satunya adalah Perpustakaan Nasional RI yang terletak di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.
Perpustakaan Nasional RI memiliki total 24 lantai dan tiga lantai ruang bawah tanah, yang menjadikannya gedung tertinggi di dunia sebagai gedung perpustakaan.Â
Sebagai perpustakaan negara, tentu saja Perpustakaan Nasional RI memiliki koleksi buku yang paling lengkap. Dengan koleksi buku yang mumpuni, Perpusnas RI menjadi tempat yang layak dikunjungi untuk mencari referensi, mengerjakan tugas, atau hanya untuk sekedar membaca. Hal tersebut juga menjadikan Perpusnas RI selalu ramai didatangi pengunjung setiap harinya yang bisa mencapai ribuan pengunjung.
Namun di tengah pandemi virus korona saat ini, jumlah pengunjung di Perpusnas RI dibatasi dan juga pengunjung harus mematuhi protokol kesehatan jika ingin mengunjungi perpustakaan. Sebelum memasuki gedung perpustakaan, pengunjung atau pemustaka wajib menggunakan masker, memasuki bilik disinfektan, setelah itu akan dilakukan pengecekan suhu, jika suhu tubuh normal maka pengunjung dipersilahkan untuk mencuci tangan menggunakan sabun.
Setelah itu di depan pintu masuk lobi perpustakaan yang tampak seperti rumah zaman dulu, pengunjung diharuskan melakukan check in menggunakan barcode yang dapat dicetak di laman kunjungan.perpusnas.go.id  perlu diketahui bahwa kode antrian ini dibatasi hanya sebanyak 2000 pengunjung per harinya. Hal tersebut dikarenakan saat ini sedang pandemi virus korona yang mengharuskan jumlah kunjungan ke perpustakaan dibatasi.
"Sebelum pandemi tidak ada pembatasan jumlah pengunjung atau pemustaka yang datang ke perpusnas. Dipersilahkan masuk berapa pun setiap harinya. Bahkan terkadang ada juga kunjungan dari sekolah atau daerah yang datang. Sebelum pandemi perpusnas juga buka setiap hari, dimana ketika weekend bisa mencapai 3000-4000 pengunjung yang datang." Tutur Kak Hammam, selaku salah satu pustakawan di Perpustakaan Nasional RI.
"Setelah pandemi ini, awalnya dilakukan pembatasan kuota kunjungan sebanyak 500 saja per harinya yang kemudian bertambah secara bertahap menjadi 1000. Namun masih banyak permintaan penambahan kuota melalui media sosial kita yang akhirnya sekarang ini menjadi 2000 per hari." Lanjut Kak Hammam.
Bagi calon pengunjung, disarankan lebih baik jika sebelum berangkat atau dalam perjalanan, calon pengunjung mencetak kode antrian terlebih dahulu agar tidak kehabisan jatah berkunjung. Awalnya kode antrian yang sudah dicetak bisa dipakai untuk seterusnya berkunjung, namun peraturan baru saat ini, mengharuskan calon pengunjung atau pemustaka untuk mencetak kode antrian setiap kali ingin berkunjung.
Setelah check in pemustaka akan memasuki rumah yang tampak seperti rumah lawas tersebut. Rumah itu merupakan lobi awal perpustakaan yang lama. Kini lobi tersebut menjadi tempat pameran berbagai instalasi seni yang menakjubkan.Â
Setelah keluar melewati pintu belakang, barulah terlihat gedung Perpustakaan Nasional RI yang menjulang tinggi. Begitu memasuki gedung tersebut, mata kita akan disuguhkan dengan rak buku raksasa yang menjulang tinggi sampai ke lantai empat.Â
Sebelum naik ke lantai atas, pengunjung wajib menitipkan tasnya ke tempat penitipan tas. Nantinya pengunjung akan diberikan kunci loker dan totebag khusus untuk membawa barang-barang yang diperlukan seperti laptop, handphone, buku catatan, alat tulis, dsb.
Di lantai dua, terdapat pusat informasi dan tempat pembuatan kartu anggota, lantai empat terdapat area pameran dan kantin, lalu lantai enam terdapat mushola yang luas dan nyaman. Setelahnya mulai dari lantai tujuh sampai 24, merupakan tempat layanan koleksi buku dari berbagai jenis, ada koleksi buku anak dan disabilitas, koleksi buku langka, majalah, bahkan lukisan dan masih banyak lagi.
Sesuai protokol kesehatan yang berlaku, semua tempat duduk yang terdapat di setiap lantai diberi tanda 'X' untuk memberi jarak para pemustaka, mengingat kondisi saat ini sedang pandemi virus korona.Â
Di setiap titik tertentu seperti depan elevator contohnya, selalu disediakan hand sanitizer dan tissue yang tidak hanya satu. Para pengunjung pun menaati protokol kesehatan dengan tetap memakai masker di dalam gedung perpustakaan dan tidak berdesak-desakan baik ketika menaiki elevator, atau mengantre. Di setiap lantai memiliki kamar mandi yang bersih, yang juga terdapat wastafel bersih, sabun cuci tangan, dan tissue.
"Di kala pandemi ini tentu saja ada pembatasan jarak antar orang, seperti pembatasan penempatan dalam duduk. Lalu ada juga pembatasan kuota di lantai tertentu yang memang sering dikunjungi oleh pemustaka." Tutur kembali Kak Hammam.Â
Seperti yang sudah dikatakan Kak Hammam, di lantai 21 dan 22, yaitu layanan koleksi manograf terbuka yang sering dikunjungi, pemustaka wajib check in menggunakan barcode yang telah diunduh sebelumnya dikarenakan di lantai tersebut dilakukan pembatasan kuota hanya sebanyak 150 orang bergantian atau bergilir yang boleh masuk setiap harinya. Jangan lupa jika ingin keluar dari lantai tersebut, pemustaka wajib check out menggunakan barcode agar dapat bergantian dengan pemustaka lainnya yang ingin masuk.
Di lantai 24, yaitu lantai teratas Perpusnas RI, Â terdapat executive lounge, tempat duduk yang menghadap langsung ke pemandangan, juga balkon yang menyuguhkan pemandangan Kota Jakarta.Â
Untuk memasuki lantai 24, pustakawan akan meminta pemustaka untuk menyerahkan kartu anggota perpustakaan, karena itu disarankan untuk membuat terlebih dahulu kartu keanggotaan di lantai dua. Namun tenang saja, karena setelah pemustaka selesai dengan urusannya di lantai 24, pemustaka bisa meminta kartunya kembali dari pustakawan.
Perpustakaan Nasional RI juga menyediakan layanan digital yang dapat diakses tanpa perlu datang ke perpusnas. "Di era pandemi ini juga pustakawan lebih menggiatkan para pemustaka untuk mengakses layanan-layanan digital perpusnas seperti misalnya iPusnas sebagai alternatif referensi agar tidak perlu datang ke perpusnas secara langsung." Tutur Kak Hammam.
Terakhir, sebelum meninggalkan perpusnas setelah selesai berkunjung, pemustaka wajib check out di pintu keluar menggunakan barcode yang sama.
Perpustakaan Nasional RI yang terletak di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat dapat dikunjungi setiap hari Senin sampai Jumat, buka mulai pukul 08:00-16:00. Jika ingin berkunjug dengan menaiki busway transjakarta, naiklah bus rute Balaikota, turun di halte busway Balaikota dan jalan sedikit menuju ke Perpustakaan Nasional RI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H