Nah, sebab begitu mudahnya virus ini menular dari satu orang ke yang lainnya; seperti penularan melalui butiran ludah ketika berbicara, batuk, bersin. Sentuhan tangan pun bisa menjadi pembuka jalan virus ini masuk melalui menyentuh mulut serta hidung. Virus yang belum ditemukan obat efektifnya ini, karena penularannya mudah, akhirnya pemerintah menganjurkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) demi memutus mata rantainya.
Kegiatan sekolah sudah sekitar dua bulan lebih berjalan dari rumah, sistem belajar dilakukan secara daring sejak pandemi Covid-19 memasuki Indonesia. Pada rutinitas awal-awal, segala hal masih terasa ringan. Hikmah adanya ini sedikit memberi jeda untuk supaya bisa memanfaat segala sesuatu dari dalam rumah seperti beristirahat. Namun, seiring berjalannya waktu ini membuat jengah juga. Salah-salah bisa membuat mental health terganggu.
Kondisi semacam ini merupakan suatu jeda tapi belum bisa ditentukan kapan waktu berhentinya. Orang-orang hebat sekarang ini hanya mampu sebatas memperkirakan, mereka kesulitan mengidentifikasi. Tidak mengenal lagi yang namanya mengenal gelar bahkan kekuasaan. Semua orang menggantungkan harapannya kepada Sang Pencipta, membuatnya tidak bisa berkutik lagi merasa kecil.
Sebagaimana kehidupan tetap berjalan, pembelajaran di sekolah juga ikut berlanjut. Keseimbangan ini harus tetap terjaga. Pembelajaran yang diterapkan pihak yayasan sekolah dimana aku bekerja aturannya melalui pengiriman audio, karena memang sekolah tempatku bernaung berbasis tahfidz. Jadi setiap harinya mengirim hafalan juga muraja'ah surah Alquran, serta hadits dan doa-doa. Adapula pengiriman gambar keterampilan yang dilakukan anak-anak selama di rumah.
Awal-awal hanya berisi kegiatan anak-anak yang menggambar, sampai kemudian aku memberi pemahaman kepada bundanya anak-anak supaya tidak apa-apa kegiatan lain dilakukan. Seperti membantu bundanya menyapu, mengepel, nyuci piring, dan lain sebagainya. Akhirnya itu membuahkan hasil, berbagai macam kegiatan dapat dilakukan. Aku sangat gembira begitu tahu ada beberapa bunda yang mengajak anaknya berkebun, menyirami tanaman, sampai kemudian ikut memasak dengan bundanya.
Aku sampai bisa membayangkan hanya dari melihat gambar, tentang keseruan ibu dan anak selama melakukan kegiatannya bersama-sama. Itu memberi efek rindu pertemuan kembali dengan mereka. Tidak jarang juga mereka mengirim video-video lucu, mengucapkan kata-kata rindu pada ustadzahnya yang satu ini, padahal aku suka galak juga. Ha-ha-ha.
Aku juga rindu kalian, dek!
Noted: Tulisan sebelumnya di link ini https://www.kompasiana.com/bydandelionia/5ed69b8f097f364013605962/dandelionia-cuap-cuap-jeda
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H