"Tadi Shafiranya nginjek kaki Kamila." Lamat-lamat dia menjelaskan. Aku melihat Shafira, dia tengah melihatku takut-takut.
"Shafira sini sayang, ustadzah mau bicara boleh, 'kan?" Anak yang dipanggil menuju ke arahku juga Kamila. Dia berjalan pelan dengan wajah tertekuk.
"Shafira tadi nginjek kaki Kamila ya? benar sayang?" Dia tidak bersuara, hanya mengangguk kecil dan wajahnya tertunduk.
"Shafira sudah minta maaf?" Dia bersikukuh tidak mau berbicara, hanya gerakan kepala yang menggeleng sebagai ganti penjelasannya.
"Mau 'kan Shafira minta maaf sama Kamila?"
Keduanya akhirnya mau bersalaman, tidak ada drama panjang lebar yang biasanya terjadi. Dihadapkan dengan anak-anak memang harus memiliki kesabaran ekstra. Salah-salah penangan bisa berpengaruh buruk bagi psikisnya. Itu sebabnya ada pendidikan yang namanya PGTK di bangku kuliah. Profesi ini tidak serta-merta dapat ditangani dengan mudah.
Aku jadi teringat tulisan seorang teman tentang malpraktik. Apakah malpraktik hanya terjadi di sebuah layanan kesehatan? Kupikir tidak, itu berlaku juga dalam profesi lainnya, sebagai guru TK misalnya. Aku sendiri kuliah dijurusan yang berseberangan dengan profesiku sekarang ini. Komunikasi Penyiaran Islam adalah jurusan yang kupilih, belajarnya tentang ilmu kejurnalistikkan dan dakwah, aku justru malah terjun kedalam dunia anak-anak.
Kegiatan yang kugeluti sekarang ini, apakah sedang malpraktik?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H