Mohon tunggu...
Anisa Pahlepi
Anisa Pahlepi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Geografi UIN Sultan Syarif Kasim Riau

Jatuh hati pada alam dan mengabadikan keindahannya dengan kamera.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Stabilitas Atmosfer Ditinjau dari Kenampakan Awan

3 Desember 2022   14:01 Diperbarui: 24 Desember 2022   01:02 1644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Atmosfer adalah kata yang digunakan untuk mendeskripsikan selubung udara tipis yang menyelimuti bumi. Kehadiran atmosfer tidak dapat dilihat oleh mata, namun ada. Kehadirannya hanya dapat kita rasakan dalam bentuk angin. Angin adalah istilah untuk menyebut udara yang bergerak. Udara di atmosfer sifatnya dinamis dan tidak selalu bergerak bersamaan, apalagi bergerak dengan arah yang sama. Udara yang bergerak diantara udara lainnya yang diam akan menemukan keseimbangannya (titik equilibrium) (Utomo, 2016). Apabila udara telah mencapai titik keseimbangannya, maka dapat dikatakan bahwa atmofer di tempat tersebut stabil.

Kestabilan atmosfer dapat tercapai apabila tekanan udara dan suhu parsel udara –bagian kecil udara dengan komposisi yang sama dengan keseluruhan udara, sama atau lebih dingin dari udara di lingkungan sekitarnya. Cuaca yang cerah, langit yang jernih tanpa awan hujan merupakan tanda atmosfer yang stabil. Keadaan ini dapat berubah sewaktu-waktu apabila parsel udara tersebut mengalami gangguan vertikal ke atas atau ke bawah. Gangguan ini tercipta karena adanya variasi suhu dan tekanan.

Apabila suhu parsel udara lebih hangat dari lingkungannya, parsel udara akan bergerak ke atas. Hal ini terjadi karena parsel udara tersebut lebih ringan massa jenisnya dibanding dengan massa jenis udara lingkungannya. Kondisi ini menandakan atmosfer yang tidak stabil dan cenderung menghasilkan cuaca buruk. Apabila ketidakstabilan ini berlangsung dalam waktu lama dan kontinu, maka akan mendukung pertumbuhan awan, khususnya awan vertikal yakni kumulonimbus (Utomo, 2016)

Kondisi ini berkaitan dengan gerakan konveksi udara. Pada gerakan konveksi udara, awan yang yang pertama kali terbentuk adalah awan kumulus. Parsel udara naik bersama termal, berkondensasi menjadi awan kumulus. Awan kmulus meneduhi tanah asal konveksi, kumulus kembali menguap dan tempat yang diteduhi tadi kembali terang dan memanas, mengirimkan termal dan parsel udara untuk pembentukan kumulus berikutnya (Suryanto & Luthfian, 2016).

Jika diatas awan kumulus ada lapisan udara yang tidak stabil dan didukung oleh gerakan udara ke atas yang kuat, awan kumulus akan tumbuh menjadi awan kumulonimbus. Awan kumulonimbus dengan bagian atas yang datar menandakan bahwa pertumbuhan awan telah mencapai lapisan udara yang stabil. Terbentuknya awan kumulonimbus menandakan akan terjadinya hujan badai disertai halilintar.

Sementara itu, kondisi stabil tercipta apabila suhu parsel udara lebih kecil daripada suhu lingkungannya. Parsel udara yang lebih dingin berarti lebih berat massa jenisnya daripada massa jenis udara disekitarnya. Akibatnya, parsel udara akan bergerak turun dan kembali ke kondisi semula. Kondisi demikian disebut kondisi yang stabil.

Keberadaan kabut dan inversi menunjukkan keadaan udara yang sangat stabil karena penurunan suhu lingkungan per km sama dengan negatif, mengakibatkan suhu parsel udara < suhu lingkungan pada ketinggian manapun. Apabila parsel udara ini tetap dipaksa naik, titik air yang berkondensasi dari parsel tersebut akan tersebar secara horizontal. Persebaran horizontal ini akan membentuk awan tinggi seperti stratus, nimbostratus, altostratus, sirus, dan lainnya (Suryanto & Luthfian, 2016)


Referensi

Suryanto, W., & Luthfian, A. (2016). Pengantar Meteorologi. D.I. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Utomo, D. H. (2016). Meteorologi Klimatologi. D.I. Yogyakarta: Magnum Pustaka Utama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun