Artikel ini membahas dampak positif dan negatif era reformasi 4.0 dalam perekonomian dan bisnis. Dampak positinya semakin mudah mengakses informasi dan berkomunikasi, terjadinya efisiensi dan efektifitas produksi, meningkatnya pendapatan nasional, standar hidup yang lebih tinggi, stabilitas ekonomi, meningkatnya neraca pembayaran, menstimulasi kemajuan sektor lain, peningkatan peluang kerja, spesialisasi pekerja lebih besar. Dampak negatifnya rentan dengan serangan cyber, investasi SDM yang tidak murah dan minim, dampak teknologi terhadap lingkungan, manusia menjadi serba ketergantungan dan malas, urbanisasi, terjadinya kesenjangan pendapatan.
Bicara tentang sisi negatif dari kemajuan teknologi. Ada banyak keluhan, skandal, pencurian data, kecanduan teknologi, berita palsu, polarisas, dan beberapa pemilu yang diretas. Melihat beberapa keluhan yang di sampaikan itu mengartikan bahwa kemajuan teknologi justru menjadi masalah yang serius untuk dibahas.
Mulai dari skandal, saya sering melihat berita soal skandal s*x ada beberapa korban pelecehan sexual yang berani buat speak up. Hal ini sudah pasti tidak mudah untuk di bicarakan di umum apalagi yang bercerita merupakan korbannya. Seperti kejadian yang baru-baru ini terjadi. Ada satu akun twitter yang mencertikan tentang pelecehan sex terhadapnya yang dilakukan oleh"artis" di indonesia.Kejadian itu terjadi ketika "artis" ini ada acara di malang pada tahun 2018. Bayangkan kejadian itu di tahun 2018 namun korban baru berani buat speak up di tahun 2021. Namun pihak "artis" ini membantah bahwa pernah melakukan pelecehan sexual diacara itu yang sampai sekarang pihak korban belum bisa memberikan bukti.
Kecanduan teknologi jadi 'pembunuh' quality time keluarga. Menurut artikel yang saya baca kecanduan teknologi pada anak dapat merusak moment keluarga. Menurut saya hal itu ada benarnya layaknya scene yang ditampilkan dalam film the social dilemaa menampilkan saat makan malam sayang ibu meminta untuk mengumpulkan ponsel para keluarga dan lihat apa yang terjadi. Mereka tidak membahas apapun dan makan malam menjadi canggung. Itu terjadi karena kurangnya interaksi mereka sebelumnya dan ada satu anak yang mencoba untuk mengambil ponsel yang disimpan di kotak terkunci dan lari dari meja makan. Bayangkan betapa bahayanya teknologi untuk anak jika sudah kecanduan. Alih-alih ponsel digunakan agar tetap berhubungan ketika jauh tetapi malah menjauhkan yang dekat.
Pemilu yang diretas. Menurut artikel yang saya baca dan artikel ini sudah berumur 3 tahun."KPU :Peretas situ ubah hasil hitung cepat". Dampaknya ada perubahan terkait informasi yang kami berikan kepada masyarakat ungkap Ilham, di gedung KPU RI, Jakarta Pusat, Selasa (3/7/2018). Ilham mengakui, di sejumlah daerah sempat terdapat perubahan informasi yang tidak sesuai dengan data C1-KWK yang dikumpulkan dan itu membuat informasi yang salah pada masyarakat. Karenanya, kata dia, KPU memutuskan menonaktifkan situs. Tujuannya, agar data yang diberikan ke masyarakat valid dan tak ada kesalahan. Lihatnya efeknya dari kemajuan teknologi selain menyelesaikan masalah kemajuan juga memberikan masalah.
Bagaimana kesehatan mental dalam pengguanan sosial media. Sosial media sangat berpengaruh dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita seperti di kontrol oleh sosial media. Menurut berita yang saya baca rata-rata orang indonesia menghabiskan waktu 5,5 jam per harinya menatap layar ponsel mereka. Selain itu, waktu yang digunakan untuk menatap smartphone paling banyak dilakukan saat sore hari hingga malam hari. Pengguna smartphone pada waktu itu menjadi terbesar kedua di bawah penonton televisi.
Hal ini diungkapkan oleh google indonesia melalui hasil survei yang dilakukannya di lima kota besar di indonesia pada periode desemeber 2014 hingga februari 2015. Itu hanya 5 kota besar di indonesia dan pada desember 2014 hingga februari 2015. Namun sekarang sudah juli 2021 dan pasti grafiknya meningkat sangat pesat.
Apa yang membuat orang indonesia menghabiskan 5,5 jam per harinya mereka menatap smartphone. Jika dulu kita berbelanja harus datang ketoko dan pasti memakan waktu yang banyak. Namun sekarang kita dapat berbelanja hanya melalui smartphone. Kebiasaan belanja online lewat smartphone ini juga ternyata mengikuti pola penggunaan smartphone, yaitu tinggi pada sore hingga malam hari.
Menurut artikel yang saya baca hasil penelitian yang dilakukan oleh Pew Research Center. media sosial hampir tidak bisa dipisahkan dari kehidupan remaja. Di sisi keberadaan media sosial dapat membantu remaja mengembangkan keterampilan komunikasi, berteman, mengejar bidang minat, dan berbagi pemikiran dan ide. Namun di sisi lain, media sosial memiliki dampak negatif pada remaja termasuk risiko penyakit mental. National Institute of Mental Health melaporkan bahwa pengguna media sosial dapat meningkatkan risiko gangguan mental pada remaja umur 18-25 tahun.
Menurut saya itu benar karena kita tidak bisa mengontrol apa yang akan orang komentar di sosial media kita, ada yang berkomentar positif ada juga yang negatif dan komentar negatif-lah yang sangat mempengaruhi penggunannya. Sering terjadi kita selalu melupakan hal positif yang orang berikan daripada hal negatif. Itu karena hal negatif sangat menyakitkan jika dipikiran. Beberapa orang belum menyadari bahwa berpilaku buruk di sosial media dapat membuat seseorang depresi hingga mereka membunuh diri sendiri karena merasa hidup begitu kejam. Kita sering lupa akan keluarga yang selalu memberikan kasih sayang dan tidak pernah melontarkan kata-kata tidak baik, tetapi kita masih memilih media sosial untuk menghibur diri kita sendiri.
Apa yang dapat kita lakukan untuk mencegah dampak negatif dari penggunaan sosial media oleh remaja dimulai dengan mendidik remaja tentang bahaya yang diberikan oleh media sosial. Para remaja umumnya menjadikan sosial media sebagai pemanding diri dan orang lain. Ini dapat merusak citra diri yang sehat. Banyak perempuan merasa penampilannya buruk saat melihat penampilan orang-orang di media sosial.
Puncaknya pada malam hari, dimulai dari setelah jam kerja, mungkin karena sambil menunggu macet mereka mengakses mobil "ujar hengky. Online shooping sendiri berada di peringkat ketiga dari kebiasaan pengguna smartphone di jam-jam tersebut. Peringkat pertama ditepati oleh akses jejaring sosial, dan kedua adalah pencarian informasi.
Pengalaman dalam menggunakan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Saya lahir di tahun 1999 pada jaman itu yah anak kecil layaknya anak kecil yang main bersama teman-teman dekat rumah. Ingat sekali ketika belum adanya smartphone seperti sekarang keluarga menjadi hal yang paling berharga. Bangun pagi, mandi, dipakaikan seragam sekolah, dasi, topi, kaos kaki, buku dan dipasangkan sepatu. Indah memang indah. Rasa sayang orang tua kepada kita begitu kerasa.Â