Cyberspace telah menciptakan perubahan yang mendasar tentang identitas. sistem komunikasi di jembatani oleh komputer, dan hal tersebut telah melenyapkan batas-batas identitas itu sendiri di dalamnya. dalam arti lain menjadi orang yang berbeda-beda identitasnya di waktu yang bersamaan. menjadikan semacam kekacauan
      Identitas, yang akan memperngaruhi persepsi, pikiran, personalitas dan gaya hidup. bila semua orang bisa memakai identitas apapun, maka tidak ada lagi yang namanya identitas itu sendiri.
      Rama tidak tahu foto dalam ponsel yang ditatapnya adalah sesorang yang lain, sedangkan Shinta yang malu dengan kondisi fisiknya memalsukan dirinya dalam media sosial agar bisa menarik perhatian. identitas maya yang seharusnya untuk kemudahan mengenali dalam dunia maya disalahgunakan oleh oknum-oknum tertentu untuk memperoleh keuntungan.Â
Banyak sekali identitas palsu yang bertebaran di dunia maya yang siap menipu calon korbannya. kecanggihan teknologi memang tidak diragukan ragi dalam hal keamanan, tapi apakah kriminilitas semakin turun atau kalah, ada suatu pepatah mengatakan, maling lebih pintar dari pemiliknya. sehebat apapun kemanannya disitu juga membawa sebuah celah, dan celah ini banyak dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
      Virtual identity selain bisa muncul kasus penipuan juga bisa menjadikan orang yang pengecut, dengan tidak terlihatnya fisik alias bertatatap muka, mereka seenaknya membuat  kata-kata dalam kolom komentar dengan cercaan dan makian, padahal dia tidak berhubungan langsung akan hal tersebut, inilah yang membuat kegelisahan bangsa ini. bukannya mendukung dan membantu.
kesimpulan
      Virtual identity merupakan identitas virtual dari individu maupun kelompok di dalam dunia maya. penyalahgunaan visual identity terjadi karena ketidaksadaran manusia sebagai mahkluk realitas dalam dunia non-realitas yang membuatnya masuk kedalam dunia metafisik, sehingga penyalahgunaan virtual identity sering terjadi. salah satu jenis penyalahgunaan yang terjadi dalam virtual identity adalah terciptanya kepribadian ganda dalam ruang lingkup virtual, dimana batasan-batasan identitas telah lenyap dan mengakibatkan hilangnya identitas itu sendiri.
      Sudah seharusnya kita patut waspada dan berhati-hati dalam menggunakan dunia maya terutama dalam ranah virtual identity yang kedepannya dapat di pertanggung jawabkan baik secara moral dan norma yang berlaku.
Daftar Pustaka
Budiman, H. (2002). Lubang Hitam Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius.
Larry A. Samovar, Richard E. Porter, Edwin R. McDaniel (2009). Communication Between Cultures. Cengage Learning.