Pesta olahraga terbesar empat tahuan bertajuk Tokyo Olympic yang diselengarakan di Tokyo saat ini yang sempat tetunda satu tahun menjadi pelepas dahaga dan penyejuk insan olahraga dimanaon berada. Tak terlepas masyarakt Indonesia pun menambut baik dengan semangat yang baik mendukun putra-putri terbaik bangsa yang berpartisipasi di ajang pesta olahraga terbesar tersebut.
Tokyo kota yang megah dan indah dimana metropolis, budaya dan alamnya menjadi satu menjadi kota metropolitan ideal idaman sema orang. Tetapi dibalk megahnya metropolitan pasti ada sisi yang jarang dan hampir takpernah terentuh oleh media maupun diperlihatkan, seperti halnya Jakarta, Beijing, Atlanta Amerika maupun London.
Semenjak ditetapkannya sebagai negara penyelengara Olympic 2020 pada tahun 2013, Tokyo mempersiapkan dirinya sebagi tuan rumah dengan memperbaiki, membangun dan mempersiapan berbagai fasilitas untuk menunjang terselenggaranya Olympic 2020.
Kebijakan Pembangunan Olympic denan kebijakan mengenai kesejahteraan Tunawisma memang seakan tidak memiliki keterkaitan diantara keduanya. Â Tetapi jika melihat fakta sejarah bahwa masyarakat Tunawisma yang kurang beruntung mendapatkan tindakan tekanan, seprti paa Olympic Atlanta 1996 dimana ribuan Tunawisma di tangkap karena diangap mengganggu. Begitu pula pada Olympic London 2012 dll.Â
Tak terkecuali Tokyo, persiapan OLympic 2020 membawa kegusaran pada Tunawisma yang tingal di kota tersebut. Meskipn tidak ada tindakan represif dan dipersiapkan suatu kompleks untuk tempat tinggal Tunawisma tersebut, tetapi kegusaran tetap menghanui mereka.Â
Taman-taman tempat Tunawisma tinggal diberikan penrangan yang snagat terang, dan berbagai sudut tempat beristirahat tunawisma dibangun berbagi fasilias dan diberi sekat.
Banyak petugas keamanan berpatroli, dipasangnya rambu dan tanda larangan tidur di jalan dan sudut fasilitas umum, serta taman publik yang mulai diadakan  penutupan untuk umum ada malam hari membuat tunawisma gusar dan berpindah pindah tempat menjauhi tempat istirahatnya dan keluar menjauhi keramaian di sudut kota.Â
Survei baik yang dilakukan oleh pemerintah kota Tokyo maupun sektor survei swasta memberikan dat bahwa tunawisa yang tidur di jalanan semakin berkurang dan jarang terlihat.
Dalam 5 distrik yang dilakkan surveitelrihat daerah mana yang mengalami penurnan tunawisma an daerah lan yang mengalami kenaikan tunawisma mengindikasikan berpindahnya tuawisma dari tempat nya semual ke daerah distrik sekitarnya.
Lihat grafik di bawah dimana distrik Taito mengalami penuruan tunawismanya sebesar 20% dan distrik tetanga yaitu Sumida mengalami kenaikan tunawisma sebanyak 43%.