Mohon tunggu...
Buyung Okita
Buyung Okita Mohon Tunggu... Lainnya - Spesialis Nasi Goreng Babat

Mantan Pembalap Odong-odong

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Active Recall, cara belajar yang bikin tidak cepat lupa

23 Oktober 2020   13:56 Diperbarui: 27 Mei 2021   15:29 3223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Active Recall/ Channel Youtube Ali Abdaal

Masa Pandemi membuat guru dan peserta didik untuk menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar dengan lebih kreatif. Sehingga paradigma dan berbagai pendekatan yang sebelumnya jarang tersentuh pun banyak yang kembali di gunakan oleh guru dan peserta didik untuk beraktivitas dalam KBM.

Dalam kurikulum K13 dipromosikan paradigma Taksonomi Bloom sebagai tahapan belajar. Tahapan pertama yaitu menghafal, memahami, menggunakan, menganalisa, mengevaluasi, dan pada tahap akhir yaitu menciptakan. 

Sejak dini kita mempelajari berbagai banyak subjek dan hal baik itu di sekolah maupun di luar sekolah. Tetapi apakah akdang kita sering lupa terhadap apa yang kita pelajari ? Apalagi kita sering menghafal banyak hal dalam satu waktu ketika menjelang ujian, dan ketika waktu ujian tiba malah hal yang kita hafal semalam suntuk banyak yang terlupa. Menghafal memanglah satu tahap dalam belajar yang sangat penting namun tidak segalanya. 

Karena fungsi kognisi manusia diciptakan untuk mudah melupakan. Proses tersebut berlangsung secara otomatis dikarenakan agar fungsi otak dapat berjalan secara lancar dan tidak terbebani dengan ingatan atau input yang kurang begitu diperlukan. 

Baca juga: Tips Belajar Anti Bosan, Efektif, dan Efisien

Seperti halnya cache dan cookie dalam Smartphone kita perlu sesekali kita bersihkan agar tidak membebani kerja smartphone. Bahkan ada suatu teori bahwa orang menjadi gila dikarenakan fungsi otak dalam dirinya selalu mengingat dan tidak bisa melupakan, sehingga fungsi otaknya menjadi terganggu karena mengingat segala hal yang buruk.

Kembali ke laptop, karena itulah secara sederhana muncul istilah memori ingatan jangka pendek dan memori ingatan jangka panjang. Jika kita belajar dan hanya memberikan input kepada memori jangka pendek kita, maka kita akan lebih banyak melupakan hal yang telah kita pelajari sebelumnya. 

Lalu apakah dengan kita mengatakan kepada otak kita "tolong diingat ya karena ini penting" lantas informasi tersebut akan tersimpan dengan lebih baik ? tentu tidak karena bukan seperti itu cara kerja kognisi kita. Jika kita membahas tentang taksonomi bloom akan sangat panjang, lalu bagaimanakah cara belajar yang tidak hanya sekedar menghafal ?

Jika kita belajar hanya dengan membaca, menonton dan menghafal, metode tersebut dikenal dengan istilah belajar pasif atau pasif reviu. lalu apa itu Active recall ? Active recall adalah cara belajar efisien yang dilakukan dengan menstimulus informasi dari memori jangka pendek ke jangka panjang sehingga kita dapat dengan mudah menariknya kembali saat kita sangat membutuhkannya, seperti untuk saat ujian. 

Sebagai contohnya adalah ketika kita membaca tentang sejarah kerajaan Majapahit, hal ini disebut dengan pasif reviu. Sedangkan jika kita ketika membaca  sambil mempertanyakan "kenapa gajah mada berperan sangat penting dalam perkembangan kerjaan majapahit ? atau apakah yang dimaksud kerajaan dan kekaisaran ?" kemudian kita membacanya kembali sambil menganalisa atau mencari referensi lain yang relevan, itulah tahap awal yang disebut active recall. 

Baca juga: 6 Tips Belajar Efektif dan Efisien 2021

Sebagai contoh yang lain dalam pembelajaran tata bahasa, tata bahasa merupakan set rule dan pada awal pembelajaran penting untuk dihafal mekanismenya. Tetapi jika hanya kita membaca dan menghafal tata aturanya saja, maka dalam jangka waktu panjang kita akan melupakannya. yang lebih krusial kita sulit menemukan modalitas nuansa emosi dalam suatu tata bahasa atau kapan situasi yang tepat untuk memakainya dll. Karenanya penting untuk mempertanyakan dan memahami nuansa apa yang muncul dari tata bahasa tersebut, kapan dapat dipergunakan  

Pendekatan dalam metode active recall dapat dilakukan seperti kita berefleksi ketika mempelajari sesuatu, dengan mempertanyakakan, memahami atau mencari referensi lain yang sesuai jika dieprlukan tentang apa yang kita baca, tonton, dan pelajari akan lebih menstimulus input kedalam proses otak kita.

  • Tahap Kedua Active Recall

Tahap kedua adalah  dengan adanya pengulangan, memanggil kembali pengetahuan atau informasi yang telah kita terima sehingga  menstimulus otak dalam menyimpan informasi. Karena tidak terlepas dari apa itu "recall", yaitu memanggil kembali informasi yang telah kita terima secara aktif dan sadar. Sehingga informais tersebut tidak hanya masuk kedalam memori kerja (working memory) kita yang berkemampuan terbatas, tetapi dapat tersimpan ke dalam memori jangka pendek hingga memori jangka panjang kita.

Lalu setelah kita mempertanyakan, merefleksikan atau mencari referensi lain untuk memperdalam pemahaman kita, apalagi yang harus kita lakukan secara konkrit dalam pengulangan untuk menstimulus informasi masuk ke dalam memori ingatan jangka panjang kita ?

1. Membuat catatan atau Menggunakan flash card

Ya kita dapat membuat flashcard. Karena proses ketika membuat flashcard juga dapat membangkitkan ingatan kita kembali dan menstimulus informasi secara lebih lanjut. Kemudian ketika kita membawa dan mempergunakan flashcard tersebut untuk kita baca atau lihat kembali, maka kita akan membangkitkan ingatan kita kembali dan menstimulus informasi tersebut hingga dapat masuk ke dalam memori ingatan jangka panjang kita.

2. Sharing dan mengajar orang lain

Ya seperti pepatah "tidak ada guru dan tidak ada murid" atau ungkapan "mengajar adalah cara belajar yang terbaik", karena ketika kita mengajar kedua pihak akan sama-sama saling belajar. Ketika kita berbagi informasi dan mengajarkan pengetahuan yang kita ketahui, itu akan membuat kita mengingat kembali pengetahuan tersebut dan memaksa kita untuk menjelaskannya dengan berbagai perspektif lain sehingga teman atau murid juga dapat memahami informasi atau ilmu apa yang kita miliki.

Baca juga: Tips Belajar Bahasa Asing

3. Membaca kembali atau drilling

Dlaam menghafal Al-quran dikenal dengan istilah murojaah atau membaca kembali dan meresapi maknanya secara berulang-ulang. Cara ini juga sama dapat menstimulus dan membangkitkan kembali informasi dan pengetahuan ke dalam memori ingatan jangka panjang kita. Drilling menulis huruf Kanji berulang-ulang juga merupakan hal yang sama, karena tidak hanya dapat membuat kita hafal cara penulisan dan membacanya tetapi juga konsep dan makna yang dalam dari tiap simbol huruf Kanji. 

4. Membuat tes dan mengerjakan tes.

Kita dapat memanfaatkan bentuk tes yang tersedia dari buku atau video pembelajaran yang kita miliki. Atau kita dapat menggunakan buku catatan kita untuk kita buat pertanyaan yang berfungsi sebagai tes kemudian kita jawab dan kerjakan sendiri tes yang kita buat.

Mungkin metode active recall lebih mengeluarkan banyak energi kita daripada metode pasif reviu yang secara konvensional kita lakukan. Kita juga akan kaget ketika pertama kali menggunakannya, tetapi tidak perlu terburu-buru. Santai saja, lakukan refleksi perlahan-lahan saja. Karena semua itu perlu waktu agar terbiasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun